Berita Badminton : Dua puluh tujuh turnamen, 72 pertandingan, tiga final, satu gelar – begitulah kesibukan Chou Tien Chen di tahun 2025. Di usia 35 tahun, nafsu Chou Tien Chen untuk berkompetisi tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang.
Ke-27 turnamen tersebut tersebar di tiga benua, dan Chou rata-rata bermain lebih dari dua turnamen per bulan. Sebaliknya, Anders Antonsen bermain 18 turnamen, sedangkan Kunlavut Vitidsarn bermain 19 turnamen.
Ini tentang seorang pria yang sangat mencintai olahraga ini, yang tidak ingin terlalu lama menjauh dari aksi di lapangan – karena ia percaya hal itu dapat memengaruhi momentumnya.
“Karena saya benar-benar ingin bermain, bahkan sampai usia 40 tahun, jadi saya perlu mempertahankan tempo permainan turnamen ini; saya tidak ingin kehilangan tempo dan ritme ini. Jadi saya perlu terus berlatih dan meskipun kalah, saya tetap harus bermain.”
Namun yang tak kalah penting adalah Chou Tien Chen tidak hanya berkompetisi – ia masih termotivasi untuk menjadi yang terbaik, dan ia masih terus berupaya melampaui batas kemampuannya.
Contoh yang bagus adalah kekalahannya dalam tiga game melawan Shi Yu Qi di HSBC BWF World Tour Finals 2025 – pertandingan berlangsung selama 75 menit, Shi harus berjuang keras.
“Meskipun kalah, tetap menyenangkan bisa bermain melawan pemain top, dan tentu saja Shi Yu Qi adalah pemain nomor 1 dunia. Saya sangat senang bisa bermain di sini, sungguh luar biasa saya bisa kembali. Jadi saya sangat menghargai kesempatan ini.”
“Saya masih berada di level tinggi di sini, dan jika saya kalah, saya tahu bagaimana saya kalah dalam pertandingan tersebut. Setiap kali saya kalah, saya perlu mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya. Itu tidak mudah. Setiap atlet perlu melakukan itu; itu menyakitkan, tetapi Anda perlu melakukannya.”
Belakangan ini Chou Tien Chen telah mengubah gaya permainannya – kini ia memacu tempo dengan permainan yang lebih menyerang, enggan terlibat dalam reli panjang.
Perubahan gaya ini telah membuahkan hasil yang baik baginya.
“Saya perlu membuat beberapa perubahan. Setiap kali saya perlu mempelajari keterampilan baru agar semuanya berjalan lancar, termasuk stamina dan sikap. Mungkin tahun depan sistem poin akan berubah menjadi 15, jadi mungkin saya akan memiliki peluang yang lebih baik. Mungkin saya akan bermain sampai usia 50 tahun dan semua orang akan bosan dengan saya!”
Terlepas dari penampilannya, Chou Tien Chen terus menetapkan standar tinggi sebagai duta permainan, memberikan contoh bagi para penggemarnya.
Dia mengenang pelukan hangat yang diberikan Shi kepadanya di akhir pertandingan panjang mereka. Bagi Chou, isyarat itu sangat istimewa karena menegaskan kembali esensi dari bulu tangkis.
“Kami saling menghormati, dan itulah yang perlu ditunjukkan olahraga ini kepada semua orang. Ini bukan hanya tentang menang atau kalah. Bahkan jika Anda menang, jika Anda tidak memiliki sikap yang baik, Anda tidak akan mendapatkan rasa hormat dari semua orang. Itulah mengapa saya berdoa, dari masa muda saya hingga sekarang… terkadang mungkin saya sangat marah tetapi kemudian saya tahu ada sesuatu yang salah dengan diri saya, dan saya perlu berubah. Mungkin saya terlalu serius tentang segalanya.”
Artikel Tag: Chou Tien Chen, Taiwan, BWF
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/ketangguhan-pemain-veteran-chou-tien-chen-yang-tak-pernah-pudar
