JAKARTA – China kembali menghadirkan terobosan mencengangkan di bidang teknologi. Kali ini China mengklaim berhasil menciptakan baterai yang mampu menyuplai daya hingga 50 tahun tanpa dicas.
Baterai ini dirancang startup bernama Betavolt. Perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut menegaskan, mereka menjadi yang pertama mencapai miniaturisasi energi atom, dengan memasukkan 63 isotop nuklir ke dalam baterai.
Teknologi ini mengubah energi yang dilepaskan peluruhan isotop menjadi listrik, menandai kemajuan signifikan dalam inovasi energi. Menariknya, Betavolt melakukannya pada wadah baterai yang berukuran lebih kecil daripada koin.
Sebagaimana dihimpun dari Ubergizmo pada Jumat (26/1/2024), baterai nuklir Betavolt saat ini sedang menjalani tahap uji coba. Rencananya baterai diproduksi massal untuk dimanfaatkan di berbagai perangkat seperti telepon dan drone.
Perusahaan juga berharap baterai energi atom yang diciptakan digunakan di ruang angkasa, peralatan AI, perangkat medis, mikroprosesor, sensor canggih, drone kecil, dan robot mikro. Sehingga menempatkan China di garis depan revolusi teknologi AI.
Diketahui, baterai nuklir menawarkan konstruksi yang ringan, masa pakai yang lama, kepadatan energi yang tinggi, dan kemampuan untuk berfungsi pada suhu ekstrem dari -76 hingga 248 Fº (-60 hingga 120 derajat Celcius).
Desain modularnya memungkinkan beberapa baterai atom dihubungkan, sehingga menghasilkan keluaran energi yang lebih tinggi untuk aplikasi seperti teknologi otomotif dan sistem AI.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya