Menurut Dokter Tifa, pengakuan Jokowi terkait Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semasa kuliah merupakan pernyataan yang menurutnya paling jujur yang pernah disampaikan ayah dari Wapres Gibran Rakabuming Raka tersebut.
“Pengakuan paling jujur dan mungkin satu-satunya kejujuran dari seorang Jokowi adalah di bulan Juni tahun 2013,” tulis Dokter Tifa melalui akun X pribadinya, dikutip Selasa 30 Desember 2025
Dokter Tifa merujuk pada sebuah acara seminar yang berlangsung di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Juni 2013.
Dalam kesempatan itu, Jokowi hadir bersama Prof. Mahfud MD dan almarhum Prof. Syafii Maarif.
Ketiganya saat itu saling berbagi cerita mengenai pengalaman akademik, termasuk IPK semasa kuliah.
Menurut Dokter Tifa, dalam forum tersebut Jokowi secara terbuka mengakui bahwa IPK-nya berada di bawah angka 2.
“Dengan jujurnya, Jokowi bilang, IPK saya di bawah 2,” kata Dokter Tifa, mengutip pernyataan Jokowi saat itu.
Lebih lanjut, Dokter Tifa menilai bahwa pengakuan tersebut menunjukkan ketidaktahuan Jokowi terhadap ketentuan akademik dasar.
Ia menekankan bahwa untuk dapat lulus sebagai sarjana, khususnya di UGM, mahasiswa harus memenuhi IPK minimal 2,00.
“Dia tidak tahu bahwa IPK kurang dari 2 artinya DO alias Drop Out. Jadi wajar kalau tidak punya ijazah,” pungkas Dokter Tifa.

