Dalam evaluasinya, Adi menekankan bahwa tahun 2026 harus menjadi tahun konkret, yakni masa pembuktian ketika berbagai persoalan mendasar rakyat benar-benar dituntaskan oleh pemerintah.
“2026 adalah tahun konkret, tahun di mana persoalan rakyat harus selesai. Lapangan pekerjaan harus semakin banyak, kemiskinan dan pengangguran ditekan sampai ke titik terendah,” kata Adi kepada RMOL, Selasa, 30 Desember 2025.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu, fokus pada penyelesaian masalah rakyat menjadi kunci utama untuk membangun kewibawaan pemerintahan Presiden Prabowo.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai, legitimasi kekuasaan tidak cukup hanya bertumpu pada stabilitas politik elite, tetapi harus dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
“Hanya dengan cara inilah pemerintah bisa membangun kewibawaan,” ujarnya.
Adi juga menyoroti kondisi internal kabinet yang dinilainya relatif solid hingga akhir tahun 2025. Meski sempat muncul riak-riak internal, termasuk isu taubat nasuha yang sempat mencuat, hal tersebut tidak sampai mengganggu soliditas pemerintahan.
“Sejauh ini kabinet solid. Riak-riak internal memang sempat ada, tetapi tidak signifikan,” kata Adi.
Lebih jauh, Adi menilai konfigurasi politik nasional saat ini menunjukkan kuatnya posisi pemerintahan Presiden Prabowo.
“Hari ini praktis tidak ada yang berani jadi oposisi,” pungkasnya.

