Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Tim VR46 Racing Berpeluang Tinggalkan Ducati dan Gabung Aprilia

    December 30, 2025

    Mendung Demokrasi dan Ancaman Banjir Bandang Politik

    December 30, 2025

    Satu Bulan Bencana Sumatera, Tim SAR Kembali Temukan Korban Tewas Akibat Banjir Bandang : Okezone News

    December 30, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Teknologi»BPK Tak Bisa Hitung Kerugian Negara Kasus Nikel Konawe Utara

    BPK Tak Bisa Hitung Kerugian Negara Kasus Nikel Konawe Utara

    PewartaIDBy PewartaIDDecember 30, 2025No Comments4 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Jakarta, CNN Indonesia —

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak bisa menghitung kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi pemberian izin usaha pertambangan eksplorasi dan eksploitasi serta izin usaha pertambangan operasi produksi dari Pemerintah Kabupaten Konawe Utara tahun 2007-2014.

    Alasan itu membuat KPK menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus yang menjerat mantan Bupati Konawe Utara Aswad Sulaiman pada Desember 2024 lalu.

    SP3 diteken oleh pimpinan KPK era Nawawi Pomolango Cs.



    ADVERTISEMENT


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    “SP3 tersebut didasari sangkaan Pasal 2 dan Pasal 3 yang tidak cukup bukti karena berdasarkan surat dari BPK sebagai auditor negara, kerugian negaranya tidak bisa dihitung. Sedangkan untuk sangkaan Pasal suapnya dinyatakan telah daluwarsa,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Selasa (30/12).





    Budi menuturkan, dalam surat BPK disampaikan kerugian negara tidak bisa dihitung karena tambang yang belum dikelola tidak tercatat sebagai keuangan negara atau daerah, termasuk tambang yang dikelola perusahaan swasta tidak masuk dalam lingkup keuangan negara.

    “Maka, jika terjadi penyimpangan dalam proses pemberian IUP atas hasil tambang tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai kerugian keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor,” ujar Budi merujuk surat BPK dimaksud.

    “Karena tidak masuk dalam kategori keuangan negara, maka atas hasil tambang yang diperoleh perusahaan swasta dengan cara yang diduga menyimpang tidak dapat dilakukan penghitungan kerugian negara oleh BPK,” sambungnya.

    Budi mengatakan sejak awal perkara bergulir di tahun 2017, penyidik sudah berupaya optimal untuk membuktikan perbuatan melawan hukum para pihak.

    Selain mengenakan sangkaan Pasal kerugian negara, penyidik juga telah mengenakan Pasal suapnya, namun pada akhirnya daluwarsa.

    “Sehingga setelah melalui serangkaian proses ekapose di tahun 2024, perkara ini diputuskan untuk dihentikan dengan menerbitkan SP3 tertanggal 17 Desember 2024. Penerbitan SP3 ini sudah melalui upaya optimal dalam penyidikan yang panjang,” ucapnya.

    Latar belakang kasus

    KPK mengumumkan status hukum mantan Bupati Konawe Utara Aswad Sulaiman sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pemberian izin pertambangan nikel di wilayah Kabupaten KonaweUtara, Sulawesi Tenggara, pada Oktober 2017 silam.

    Aswad dijerat KPK atas dua dugaan korupsi yakni menyalahgunakan wewenang terkait pemberian izin pertambangan nikel dari Pemkab Konawe Utara ke sejumlah perusahaan dan penerimaan suap sebesar Rp13 miliar.

    Modus yang dilakukan Aswad yaitu diduga dengan mencabut izin PT Antam secara sepihak di Kecamatan Langgikima dan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

    Setelah itu, Aswad menerima pengajuan izin kuasa pertambangan eksplorasi dari delapan perusahaan di wilayah tambang yang masih dikuasai PT Antam.

    Kemudian, Aswad langsung menerbitkan 30 Surat Keputusan (SK) Kuasa Pertambangan Eksplorasi.

    Sejumlah saksi telah diperiksa dalam proses penyidikan kasus tersebut. Dua di antaranya ialah Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan mantan Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.

    “Indikasi kerugian negara sekurang-kurangnya sebesar Rp2,7 triliun yang berasal dari penjualan hasil produksi nikel yang diduga diperoleh akibat perizinan yang melawan hukum,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 3 Oktober 2017.

    Aswad selaku pejabat bupati Konawe Utara 2007-2009 dan 2011-2016 menerbitkan izin kuasa pertambangan eksplorasi dan eksploitasi serta izin usaha produksi operasi produksi kepada sejumlah perusahaan mulai 2007 sampai 2014.

    Selain diduga merugikan negara hingga Rp2,7 triliun, Aswad juga diduga menerima suap sebesar Rp13 miliar dari sejumlah perusahaan terkait pertambangan nikel selama 2007-2009.

    “Diduga telah menerima uang sejumlah Rp13 miliar dari sejumlah perusahaan yang mengajukan izin kuasa pertambangan kepada Pemkab Konawe Utara,” kata Saut.

    Kabupaten Konawe Utara terkenal dengan hasil tambang nikel. Wilayah tersebut menjadi penghasil nikel terbesar di Sulawesi Tenggara.

    Sejumlah perusahaan yang mengeruk nikel di wilayah itu di antaranya PT Unaaha Bakti, Konawe Nikel Nusantara (KNN), Bososi Pratama Nikel, Bumi Karya Utama (BKU), Dwi Multi Guna Sejahtera (DMS).

    Kemudian Tristako, Singa Raja, PT Kimko, PT Seicho, PT Duta, PT Masempo Dalle, CV Eka Sari Indah, PT Titisan Berkah, PT CDS, PT MPM, PT Konawe Bumi Nusantara, dan PT Surya Tenggara.

    (fra/ryn/fra)


    [Gambas:Video CNN]





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Kapolri Minta Maaf Kinerja Polri Belum Sempurna, Janji Perbaikan

    December 30, 2025

    Masih Banyak Jembatan Belum Terhubung di Aceh

    December 30, 2025

    Korban Tewas Bencana Sumatra Capai 1.141 Orang per 30 Desember

    December 30, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Tim VR46 Racing Berpeluang Tinggalkan Ducati dan Gabung Aprilia

    Berita Olahraga December 30, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita MotoGP: Masa depan kerja sama antara VR46 Racing dan Ducati mulai dipertanyakan. Tim…

    Mendung Demokrasi dan Ancaman Banjir Bandang Politik

    December 30, 2025

    Satu Bulan Bencana Sumatera, Tim SAR Kembali Temukan Korban Tewas Akibat Banjir Bandang : Okezone News

    December 30, 2025

    Ezio Simonelli Jelaskan Alasan Pembatalan Laga Milan vs Como di Australia

    December 30, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Tim VR46 Racing Berpeluang Tinggalkan Ducati dan Gabung Aprilia

    December 30, 2025

    Mendung Demokrasi dan Ancaman Banjir Bandang Politik

    December 30, 2025

    Satu Bulan Bencana Sumatera, Tim SAR Kembali Temukan Korban Tewas Akibat Banjir Bandang : Okezone News

    December 30, 2025

    Ezio Simonelli Jelaskan Alasan Pembatalan Laga Milan vs Como di Australia

    December 30, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.