Jakarta –
Petugas saringan Unit Pelayanan Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Agus M, mengatakan jika Pos Pantau Pintu Air Palmerah kondisinya sudah mengkhawatirkan sejak awal bulan sebelum akhirnya ambrol ke sungai. Bagian yang keropos dan retak-retak ada di beberapa bagian.
“Dari awal bulan sih, di bawah situ sudah ada keroposan, retak-retak. Awalnya retak memang, pas beberapa hari yang awalnya sejajar itu jadi ambles,” ujar Agus, di lokasi, Selasa (6/2/2024).
Agus menambahkan curah hujan yang tinggi menyebabkan aliran kali menjadi deras, sehingga rumah jaga tersebut akhirnya ambrol ke sungai.
“Nah dengan datangnya curah hujan yang tinggi, itu lama-lama kan dia ngedorong, nabrak terus air kan. Jebol akhirnya dia nih,” tambahnya.
Sebagai informasi, pos pantau air Palmerah jeblos ke sungai pada Senin (5/2) sekitar pukul 14.30 WIB.
Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Hal ini karena petugas memang telah waspada dan memutuskan untuk mensterilkan bangunan.
Agus selaku petugas saringan UPS Badan Air DLH DKI menunjukkan pons pantau pintu air Palmerah yang sudah jebol. (Devandra Abi Prasyo/detikcom)
|
“Kita udah lapor ke atasan, udah koordinasi. Rumah jaga dikosongin, udah steril, jangan sampai ada yang di situ,” ungkap Agus.
Untuk saat ini, petugas masih membersihkan area bangkai bangunan dengan cara manual menggunakan perlengkapan seadanya. Mereka juga telah melapor ke beberapa pihak terkait untuk bisa mendapatkan bantuan alat berat.
“Insyaallah pasti ada penanganannya, tapi kita kurang pasti kapan buat penanganannya. Tapi sudah laporan, laporan langsung ke kantor,” tutupnya.
(dnu/dnu)