Jakarta, 9 Februari 2024 – Mantan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, kini menjadi subjek penyelidikan oleh lembaga antikorupsi Uni Eropa, The Group of States Against Corruption (GRECO), terkait dugaan penerimaan cashback dalam pembelian 12 unit pesawat tempur bekas dari Qatar untuk kepentingan kampanye politik.
Berdasarkan laporan yang dihimpun melalui sumber terpercaya di msn.com, Qatar diduga menawarkan cashback sebesar 7% dari total kesepakatan pembelian, dengan nilai mencapai sekitar 55,4 juta USD. Kesepakatan ini, termasuk pembelian pesawat tempur Mirage 2000, dilaporkan telah mendapatkan persetujuan secara pribadi oleh Prabowo saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Jika dilihat dari harga yang ditawarkan Dassault Aviation, produsen pesawat Mirrage asal Prancis, pesawat tempur Mirrage 2000 dijual pada 1990 hingga 2007 dengan harga 23 juta USD (sekira Rp359 miliar) hingga 35 juta USD (sekira Rp546 miliar). Namun, Prabowo membelinya dengan harga 66 juta USD (sekira Rp1,03 triliun) termasuk dengan nilai inflasi.
Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed Al Attiyah menyetujui kesepakatan tersebut. Dilaporkan juga, Prabowo Subianto telah menerima 20 juta USD (sekira Rp312,3 miliar) dari total cashback 7 persen.
Perwakilan dari Greco, yakni organisasi anti-korupsi internasional, telah meminta bantuan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan korupsi yang terjadi di internal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Penyelidikan ini juga menjadi bagian dari investigasi yang lebih luas terhadap dugaan pengaruh Qatar terhadap para anggota parlemen Eropa dalam upaya untuk mengamankan kepentingan negara-negara Timur Tengah.
Kasus ini telah menimbulkan kekhawatiran serius terkait integritas dan transparansi dalam proses pengadaan alutsista Indonesia. Masyarakat menuntut adanya penyelidikan mendalam untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan penerimaan cashback tersebut.