Jakarta –
Pamen Baharkam Polri AKBP Agus Dwiyanto diusulkan menjadi salah satu kandidat untuk Hoegeng Awards 2024 karena ikut membangun 6 masjid di Sulawesi Barat (Sulbar). Masjid itu di antaranya dibangun di Mamuju usai gempa tahun 2021 lalu.
Pengusul adalah Rachman Dirgantara (28), warga Mamuju, Sulbar yang berprofesi sebagai wiraswasta. Dia kenal dengan AKBP Agus saat masih di Sabhara Polda Sulbar. Dalam testimoninya yang diberikan di formulir digital melalui kanal detikcom, Rachman menyebut Agus dikenal oleh masyarakat setempat sebagai sosok berjiwa sosial tinggi. Berikut pengakuan Rachman.
Sosok polisi yang baik dan sabar, membangun 6 masjid di Sulbar kala ia bertugas di Polda Sulbar dan Polres Mamasa. Dia banyak dikenal baik oleh masyarakat dengan aksi sosialnya.
Saat dihubungi, Rachman mengisahkan awal perkenalannya dengan AKBP Agus. Dia menyebut AKBP Agus saat itu ikut dalam proses pembangunan masjid di Mamuju.
“Beliau itu bangun masjid di salah satu pelosok ada di Mamuju. Dari situ saya kenal beliau. Memang beliau sosok anggota polisi yang saya anggap sabar dan suka bantu warga di Mamuju dan aktivitas sosialnya itu selalu bermasyarakat,” kata Rachman kepada detikcom.
Selain di Mamuju, Rachman menyebut AKBP Agus juga membangun 1 masjid di Mamasa. Dia menyebut dana pembangunan masjid itu dari uang pribadi AKBP Agus dan istrinya serta bantuan dari rekan-rekan Agus di Polri.
“Itu kan hasil bantuan itu infonya bersama dengan istrinya itu hasil dari donatur dan ada bantuan pihak Polda juga, tapi dia yang turun tangan bagaimana membangun itu masjid,” tutur Rachman.
AKBP Agus Dwiyanto saat memberikan bantuan kepada warga. (Foto: dok. Istimewa)
|
Rachman menyebut AKBP Agus juga memberikan bantuan untuk pondok pesantren dan para santri di Mamuju sebelum pindah tugas ke Mabes Polri. Menurutnya, warga juga sempat sedih usai AKBP Agus bertugas di Mabes Polri.
“Ada pesantren di sini dulu yang dibantu juga anak-anak santri dan pesantren di pelosok Mamuju juga bersama istri beliau itu. Makanya masyarakat di sini disenangi sekali dia itu, waktu perpisahan aja kemarin waktu pindah ke Jakarta ya banyak yang menangis gara-gara pindah tugas, sedih sekali rasanya ditinggal beliau toh,” tutur Rachman.
Cerita AKBP Agus Ikut Bangun Masjid
detikcom kemudian menghubungi AKPB Agus guna menggali cerita lebih dalam terkait pembangunan masjid ini. Agus menyebut dia mulai membangun masjid sejak tahun 2020, kala itu dia menjabat sebagai Kasat PJR Polda Sulbar.
Dana pembangunan berasal dari uang pribadinya bersama istri serta bantuan dari rekan-rekan sesama Polri. Agus berperan mencari dana baik berupa uang maupun material bangunan hingga masjid selesai dibangun.
Total ada 6 masjid yang dibangun Agus saat bertugas wilayah Polda Sulbar. Tiga masjid dibangun sebelum gempa Mamuju, Januari 2021, 2 masjid pascagempa dan 1 masjid di Mamasa.
Pada saat gempa 2021 di Mamuju, Agus menjabat sebagai Kasubdit Gasum Sabhara Polda Sulbar. Kala itu dia ditugaskan oleh pimpinan untuk turun ke lapangan menangani korban gempa Mamuju. Pada saat itulah Agus prihatin dengan kondisi warga.
“Kegiatan pascagempa itu berjalan untuk tugas saya, saya harus turun ke lapangan. Melihat kondisi yang ada itu serba prihatin, menyedihkanlah. Jadi saya terpanggil-lah,” kata Agus kepada detikcom.
Usai kejadian gempa itu, Agus menyebut para rekannya di Polri menghubunginya untuk menyalurkan bantuan. Bantuan itu berupa sembako hingga pembangunan masjid.
“Sebisa mungkin ya kan apa yang bisa saya lakukan itu saya berusaha bisa meringankan beban warga-warga desa itu dari rekan-rekan saya juga,” tutur dia.
Saat bertemu dengan korban gempa, Agus mendapat permintaan dari warga untuk dibangunkan masjid. Sebab, saat itu warga harus berjalan jauh untuk salah Jumat.
“Masjid itu warga memang menginginkan, mereka punya lokasi jadi mereka betul-betul menginginkan punya tempat ibadah, karena pada saat itu tidak ada tempat ibadah, jadi kalau mau jumatan harus jalan kaki jauh, masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami membangunkan masjid itu,” tutur dia.
Agus mengatakan pada saat membangun masjid usai gempa itu, dia sempat menggotong material bangunan bersama 20 anggotanya. Sebab, perjalanan menuju lokasi masjid tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor.
“Untuk menyalurkan bantuan ke masjid itu, membawa spandek, membawa batu bata dan pasir dengan digotong manual berjalan kaki dengan anggota saya karena jalannya nggak bisa dilalui dengan roda dua, kita jalan kaki sampai ke lokasi masjid itu. Jadi pada saat saya bersama 20 anggota melaksanakan kegiatan kerja bakti pada saat itu,” tutur dia.
Agus hanya ingin kebutuhan warga terkait rumah ibadah bisa terealisasi. Dia tak masalah harus berjalan selama beberapa kilo mengangkut material bangunan bersama anggotanya. Dia juga dibantu oleh masyarakat yang disebut sangat antusias.
“Jadi betul-betul peduli sekali, saya istilahnya saya melaksanakan kegiatan itu dengan ihklas,” tuturnya.
Lebih lanjut, Agus tidak bisa membeberkan total biaya pembangunan masjid itu. Sebab, setiap bantuan yang diterima ataupun dari kantong pribadinya, langsung disalurkan untuk membeli material bangunan.
“Pendanaan jadi yang memberi amanah banyak, jadi orang-orang di Polri di Mabes sendiri, juga pimpinan, juga rekan-rekan saya, senior saya, junior dan juga Bhayangkari, kami istilahnya sebagai bentuk rasa peduli kami, kami ingin berbuat yang terbaik,” kata dia.
Selain di Mamuju, Agus juga membangun 1 masjid di Mamasa. Masjid itu dibangun saat dirinya menjabat sebagai Kapolres Mamasa. Usai dari Mamasa, Agus kemudian ditugaskan di Mabes Polri.
(lir/hri)