HOUSTON – Odysseus menjadi wahana pertama milik Amerika Serikat (AS) yang mendarat di Bulan dalam lebih dari 50 tahun. Wahana antariksa swasta pertama itu dilaporkan berhasil mendarat dengan ‘selamat dan tidak ada kerusakan’ pada Jumat (23/2/2024), namun tergelatak dalam posisi miring.
Steve Altemus, CEO Intuitive Machines, sebuah perusahaan kedirgantaraan berbasis di Houston yang memiliki Odysseus, mengatakan pihaknya mengira pesawat itu mendarat dengan posisi tegak lurus. Namun, wahana antariksa itu melaju terlalu cepat sehingga entah kakinya tersangkut di permukaan atau salah satu kakinya patah dan terjatuh ke samping. Kemungkinan besar Odysseus bersandar pada batu.
Altemus mengatakan kedua antenanya mengarah ke bawah sehingga membatasi komunikasi, katanya sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
“Sejauh ini, kami memiliki cukup banyak kemampuan operasional meskipun kami berada dalam kondisi terpuruk,” katanya kepada wartawan pada konferensi pers di Houston pada Jumat.
Intuitive Machines menerima kucuran dana sebesar USD118 juta atau Rp1,84 triliun untuk ekspedisi mereka sebagai bagian inisiatif Commercial Lunar Payload Services (CLPS) dari Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (AS) atau NASA (National Aeronautics and Space Administration). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan aspek ekonomi Bulan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Pesawat ruang angkasa itu mendarat di wilayah kutub selatan Bulan pada pukul 18.23 EST (eastern standard time), dekat kawah Malapert A, tak jauh dari kutub selatan Bulan. Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA akan mencoba menentukan lokasi wahana pendarat Bulan tersebut akhir pekan ini.
Kabar baiknya, lima dari enam muatan NASA berada di sisi Odysseus yang terbuka. Begitu pula satu rangkaian panel surya yang berfungsi, dan baterai pesawat tersebut terisi penuh, kata Altemus kepada wartawan.
Dalam webcast bersama sebelumnya, Intuitive Machines dan NASA memberi informasi terbaru kepada pemirsa tentang ekspedisi mereka. Menurut perusahaan itu, mereka mengalami masalah dengan sistem navigasi yang menyebabkan mereka mengambil putaran ekstra mengelilingi Bulan untuk beralih ke teknologi navigasi laser NASA.
Radio mereka juga sempat padam selama perjalanan. Ketika mereka berhasil menyambung radio kembali ke pesawat ruang angkasa, sinyalnya lemah.
Masalah lain yang terjadi adalah kegagalan memotret pendaratan karena komplikasi yang tidak terduga.
Sistem EagleCam yang terdiri dari enam kamera untuk mengabadikan pendaratan, awalnya akan diluncurkan oleh Embry-Riddle Aeronautical University. Namun, menurut juru bicara universitas, “kejadian tak terduga” membuat mereka mengubah rencana.
Alih-alih diluncurkan dari wahana antariksa itu untuk mendokumentasikan pendaratan, EagleCam ternyata masih terpasang pada Odysseus saat mendarat.
Pada Jumat, perusahaan mengatakan pada X dalam “Pembaruan Hari Pertama” bahwa “kami terus mempelajari lebih lanjut tentang informasi spesifik kendaraan… kesehatan secara keseluruhan, dan (orientasi) sikap.”
Meskipun terdapat komplikasi, Administrator NASA Bill Nelson menyebut pendaratan tersebut sebagai sebuah “kemenangan”.
Odysseus akan beroperasi selama tujuh hari ke depan dengan menggunakan energi matahari untuk mengirimkan data lingkungan Bulan ke Bumi. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan NASA menghadapi perjalanan luar angkasa yang akan datang pada dekade ini. Dalam misi ruang angkasa yang diberi nama “Artemis”, NASA berencana mengirim astronaut ke Bulan paling cepat pada 2026.