Bukan cahaya, inilah benda tercepat di dunia. (Science Photo Library/IFLscience)
JAKARTA – Sebagian dari kita mungkin pernah bertanya-tanya benda apa yang tercepat di dunia? Ternyata jawabannya bukanlah mobil balap, pesawat, atau roket luar angkasa.
Melansir Live Science, Senin (4/3/2024), benda tercepat di dunia sebenarnya tergantung bagaimana mendefinisikannya. Namun, umumnya menjawab cahaya.
Dalam ruang hampa, cahaya bergerak dengan kecepatan sekitar 186.000 mil atau 300.000 kilometer per detik. Sejauh ini tidak ada benda lain di Bumi bahkan alam semesta yang melebihi kecepatan cahaya.
Cahaya masuk kategori benda karena secara bersamaan merupakan gelombang dan partikel. Sebagian besar fisikawan menyepakati partikel adalah benda.
Di ruang hampa, partikel-partikel tersebut, yang disebut foton, adalah benda tercepat, menurut John Matthews, fisikawan di Universitas Utah. Begitu foton menyentuh atmosfer Bumi, kecepatannya sedikit melambat.
Namun, dalam kondisi yang tepat, cahaya tidak bisa disebut sebagai benda tercepat di dunia. Matthew dan timnya telah mendeteksi beberapa partikel cepat lainnya.
Matthews adalah bagian dari tim yang mendeteksi beberapa partikel sangat cepat yang berasal dari sinar kosmik berenergi ultra tinggi, hujan partikel subatom yang menghujani Bumi dari luar angkasa.
Salah satu partikel tercepat yang ditemui dijuluki sebagai partikel Oh-My-God, terdeteksi oleh rekan-rekannya pada 1991, dari sinar kosmik berenergi tertinggi yang belum terlihat.
Partikel seperti ini mulai bergerak mendekati kecepatan cahaya dalam ruang hampa. Namun ketika mereka menghantam atmosfer Bumi, sesuai sifatnya, mereka terus melaju dan kecepatannya melebihi cahaya.
Hal ini membuat partikel Oh-My-God menjadi salah satu benda bermassa tercepat di Bumi. Namun, mereka tidak berada pada posisi paling atas. Sebaliknya, neutrinolah yang mengambil alih peran tersebut.
Menurut Justin Vandenbroucke, fisikawan partikel di Universitas Wisconsin-Madison, partikel Oh-My-God mungkin adalah sebuah proton atau setidaknya mirip proton cukup besar pada skala partikel subatom.