Masa persiapan menuju Musppanitra (Musyawarah Pramuka Penegak Pandega Putri dan Putra) menjadi momen krusial dalam perjalanan membangun masa depan Pramuka. Dimana representasi anak muda dalam Kwartir yaitu Dewan Kerja menyusun secara holistik yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi dengan pendekatan evaluasi serta improvisasi agar lebih baik lagi. Serangkaian langkah yang terlibat dalam persiapan ini tidak hanya bertujuan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu tetapi juga untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih dinamis dan efektif.
Langkah pertama yang krusial dalam perjalanan ini adalah penyajian Laporan Pertanggungjawaban dari Dewan Kerja selama masa bakti. Laporan ini mencakup pemenuhan komitmen yang tercantum dalam musyawarah kwartir sebelumnya, dinamika internal organisasi, dan rencana evaluasi dan improvisasi yang mendalam. Laporan ini berfungsi sebagai gambaran komprehensif tentang pencapaian, tantangan, dan perbaikan yang akan menjadi dasar untuk kepengurusan mendatang.
Langkah kedua melibatkan pelaksanaan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan ZOPP baik secara internal maupun eksternal. Analisis ini akan memberikan gambaran tentang posisi organisasi saat ini, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki. Selanjutnya, dibuat rencana pengembangan strategis untuk memastikan perbaikan yang berkelanjutan. Prioritas program menjadi sangat penting, mencakup aspek keanggotaan, struktur organisasi, dan hubungan masyarakat.
Langkah ketiga dalam persiapan menuju Musppanitra menyoroti bentuk pemilihan pengurus selanjutnya. Panduan yang sudah tertuang dalam Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Nomor 005 Tahun 2017 menegaskan bahwa formatur menduduki posisi utama dan diutamakan.
Pemilihan formatur dianggap strategis karena membawa sejumlah kelebihan yang sangat dihargai dalam dinamika organisasi. Pertama-tama, formatur membawa kualitas ketelitian dan spesialisasi. Dengan fokus pada bidangnya masing-masing, formatur dapat memberikan kontribusi optimal sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Penghindaran konflik terbuka menjadi alasan lain mengapa formatur diutamakan. Dengan proses pemilihan yang lebih terstruktur, potensi konflik dan persaingan yang berlebihan dapat diminimalisir. Keberlanjutan program menjadi fokus utama, dan formatur diharapkan mampu menjaga kesinambungan dalam pelaksanaan program-program Pramuka.
Dengan demikian, melalui pemilihan formatur sebagai langkah strategis, Pramuka Penegak dan Pandega mengarah pada masa depan yang lebih solid dan berkelanjutan. Keberlanjutan program dan keharmonisan dalam Dewan Kerja menjadi tujuan utama, dan pemilihan formatur menjadi langkah awal untuk mewujudkannya.
Yudha Adyaksa – @yudhady28