Gerhana Matahari Total.
JAKARTA – Selama ribuan tahun fenomena gerhana Matahari telah menimbulkan keheranan, ketakutan, bahkan kekaguman bagi mayakarat di berbagai belahan dunia. Fenomena gerhana Matahari Total, seperti yang akan terjadi pada 8 April mendatang, dimana kegelapan tiba-tiba muncul di tengah hari telah memunculkan mitologi dan tradisi dalam kebuyaan kuno di seluruh dunia, dari peradaban Maya di Amerika Tengah hingga Yunani Kuno di Eropa.
Pada tingkat permukaan, orang-orang dari budaya kuno tahu persis apa yang mereka lihat.
“Siapa pun yang memperhatikan langit akan menyadari bahwa bulan menghalangi matahari,” kata Anthony Aveni, profesor antropologi dan astronomi di Colgate University di New York, kepada Live Science.
Namun makna peristiwa itu akan sangat berbeda bagi masyarakat kuno.
“Budaya selain budaya kita, baik masa kini maupun masa lalu, memiliki pandangan yang sangat berbeda terhadap alam,” tambah Aveni.
Banyak kebudayaan kuno percaya bahwa apa yang terjadi di langit mencerminkan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan di Bumi. Hal ini khususnya berlaku bagi suku Maya – sebuah peradaban yang mencapai puncak kejayaannya di Amerika Tengah pada milenium pertama Masehi dan keturunannya tinggal di seluruh dunia saat ini.
Suku Maya kuno memandang jarak dalam ruang dan jarak dalam waktu sebagai satu kesatuan, jelas Aveni.
Ketika suku Maya kuno melihat gerhana, mereka melihat sesuatu yang tampak seperti bulan sedang memakan matahari, kata Aveni. Mereka menafsirkan hal itu sebagai pandangan terhadap praktik kanibalisme nenek moyang mereka, yang telah lama dihapuskan oleh hukum Maya.