Jakarta –
Sembilan tahun sudah Krimea dicaplok oleh Rusia. Krimea adalah wilayah Ukraina yang memuat masyarakat muslim Tatar. Masyarakat Krimea menggalang dukungan dari masyarakat muslim Indonesia.
Perwakilan Tetap Presiden Ukraina untuk Republik Otonom Krimea, Tamila Tasheva, berada di Indonesia hampir sepekan terakhir ini. Dia menemui organisasi kemasyarakata Islam di Indonesia yakni Muhammadiyah, PBNU, MUI, dan menemui pihak-pihak akademisi di kampus-kampus di Yogyakarta, dan menggelar jumpa pers di Jakarta.
Bulan ini pada 2014 silam, tanah air Tamila Tasheva yakni Krimea dicaplok oleh Rusia. Tamila, warga Tatar Krimea, mengajak kelompok Islam di Indonesia mendukung perjuangan masyarakat Krimea melawan penjajahan.
“Krimea butuh solidaritas antarumat muslim di seluruh dunia,” kata Tamila dalam jumpa pers di Hotel The Westin Jakarta, Jl HR Rasuna Said, Kamis (2/3/2023) petang.
Krimea adalah daratan yang mirip pulau, terhubung dengan Ukraina dan Rusia lewat celah sempit dan jembatan. Lokasinya ada di selatan daratan Ukraina di Laut Hitam dan Laut Azov. Luas Krimea kira-kira setara dengan setengah luas Provinsi Jawa Timur atau sekitar lima kali luas Pulau Bali.
Wilayah Krimea, bagian Ukraina yang dianeksasi Rusia tahun 2014. (BBC)
|
Etnis Tatar Krimea merupakan minoritas muslim di Ukraina, penduduk asli Semenanjung Krimea bersama-sama dengan etnis lainnya. Etnis Tatar Krimea mengalami nasib pasang surut sejak Abad 18. Pada era Uni Soviet, etnis Tatar Krimea dideportasi dari tanah airnya oleh rezim komunis Stalin ke Asia Tengah. Setelah Uni Soviet runtuh, mereka kembali lagi ke Krimea. Sembilan tahun lalu, Rusia menginvasi lagi Krimea, sejarah seperti berulang, etnis Tatar Krimea kembali berada dalam kegentingan.
“Tatar Krimea juga muslim Sunni, dan mayoritas masyarakat di negara ini (Indonesia) juga muslim,” kata Tamila.
Perwakilan Tetap Presiden Ukraina untuk Republik Otonom Krimea, Tamila Tasheva (Danu Damarjati/detikcom) |
Masyarakat Krimea Ukraina ingin Indonesia terus mendukung perjuangannya dalam bentuk dukungan kemanusiaan. Apa yang dialami orang-orang di Krimea sudah semakin mengkhawatirkan. Dia mengatakan serangan misil dan drone adalah peristiwa yang sering terjadi. Krimea kini menjadi basis militer Rusia yang masih melancarkan pendudukan di teritori Ukraina.
Mereka juga ingin masyarakat Indonesia menyadari Presiden Vladimir Putin dan komandan perangnya telah melakukan kejahatan kemanusiaan di Rusia. Maka, Putin dan jenderal-jenderal perangnya perlu diadili atas kejahatan kemanusiaan.
Kata Tamila, Rusia mempersekusi orang-orang Tatar Krimea. Aktivis politik hingga imam masyarakat Tatar Krimea ditangkap, bahkan tewas. Anak-anak Krimea dan bagian lain Ukraina bahkan disebutnya dipisahkan dari keluarga dan dibawa ke Rusia.
Tamila Tasheva membacakan petikan surat dari aktivis Tatar Krimea yang menjadi tahanan politik Rusia. Aktivis itu bernama Server Mustayev.
“Sekarang di Krimea, ratusan muslim menjadi subjek penindasan, penangkapan, dan denda… Imam di masjid-masjid, dalam doa-doa, dan bahkan saat pemakaman-ditegur, didenda, dan ditangkap apabila mereka mengatakan kebenaran atau berdoa untuk mereka yang ditangkap! Federasi Rusia membuat citra muslim yang patuh dan munafik dalam gambarannya, kemudian menyebarkan kebohongan bahwa Islam dihormati di negara ini, dan muslim memiliki hak-haknya,” kata Tamila membacakan surat Server Mustayev.
Wakil Ketua Platform Krimea (Crimea Platform/CP), Vadym Halaychuk, menjelaskan jumlah pasti orang-orang Krimea yang ditangkapi Rusia sulit dihitung. Namun ada angka pasti khusus menyangkut tahanan politik sejauh ini, yakni 117 orang ditahan. Tujuh orang di antaranya dipastikan sudah meninggal.
Ukraina, kata dia, akan merebut kembali Krimea. Upaya dialog diprediksi tidak membuahkan hasil. Maka cara yang paling mungkin adalah dengan kekuatan militer.
Wakil Ketua Platform Krimea (Crimea Platform/CP), Vadym Halaychuk (Danu Damarjati/detikcom)
|
“Sayangnya jalan militer adalah jalan satu-satunya saat ini untuk membebaskan Krimea. Dan, kita percaya bahwa kita benar-benar mampu,” kata Vadym Halaychuk.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menjelaskan saat ini Ukraina membutuhkan diplomasi yang konkret untuk menghentikan agresi, bukan sekadar membahas perdamaian. Diplomasi yang konkret adalah mengupayakan pembebasan tahanan politik asal Ukraina yang ditahan pihak Rusia.
(dnu/mae)