Jakarta –
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis mengingatkan Kemenag untuk tidak membuat kebijakan yang bertentangan dengan ibadah haji. Iskan menilai akan ada banyak yang menentang terkait kebijakan Tanazul yakni tidak bermalam di Muzdalifah.
Hal itu disampaikan Iskan dalam rapat dengar pendapat Komisi VIII dengan Kemenag di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024). Iskan meminta Kemenag untuk berkonsultasi dengan Majelis Ulama terlebih dulu terkait Tanazul.
“Kementerian Agama, tolong jangan membuat kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan ibadah. Jemaah ini kan pasti akan ramai utamanya konsep Tanazul, mereka tidak bermalam di Mina, ini nggak akan ada yang mau, mendingan dia berantem,” kata Iskan.
“Kalau memang Kementerian Agama membuat kebijakan yang berhubungan dengan hukum ini riskan. Harus jelaskan dulu ke Majelis Ulama bagaimana dia meyakinkan orang,” sambung dia.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Hilman Latief lalu menjelaskan fatwa terkait Tanazul atau Murur. Hilman mengatakan Tanazul sudah ada di berbagai negara.
“Dan ini kami konsultasikan juga Insya Allah tanggal 27 dengan Ijtima Ulama di Sumatera, pada tanggal 27 bulan Mei ini mengenai konsep Murur atau lewat mabitnya dalam bentuk lewat di tengah malam tidak tidur beneran gitu,” jelas Hilman.
Hilman juga menjelaskan jemaah dari embarkasi mana saja yang terkena dampak Tanazul. Di antaranya seperti Bekasi, Medan, Kertajati, Solo dan Surabaya.
“Ini mungkin yang terdampak itu ada JKS pak, kemudian JKS itu di DKI kemudian eh Bekasi ya, kemudian KJT di Kertajati, di KNO di Medan, PLM Palembang, SOC Solo dan, SUB Surabaya ini kemungkinan beberapa daerah yang orangnya ada di antara maktab 57 sampai 73,” paparnya.
Lebih lanjut, saat dikonfirmasi terpisah usai rapat, Hilman memaparkan kembali konsep Tanazul itu. Hilman mengatakan saat praktiknya nanti, pihaknya sudah mempertimbangkan adanya jemaah yang tidak sanggup melaksanakan wukuf di Arafah, sehingga diberikanlah fasilitas safari wukuf.
Kemudian, usai wukuf itu, jemaah haji nantinya akan melakukan proses mabit di Muzdalifah. Hilman mengatakan di sana, biasanya jemaah akan beristirahat.
“Karena tempatnya yang terbatas jumlahnya yang banyak dimungkinkan orang itu tidak turun dari bis kemudian masuk ke lapangan apalagi banyak lansia, kenapa? Karena kalau itu over capacity evakuasinya berat seperti tahun lalu ya,” jelasnya.
“Menghindari kejadian seperti itu Nah kita dan Saudi sudah mendiskusikan mungkin cukup lewat saja lewat lapangan itu nggak harus turun kalau turun waktunya juga banyak dan kalau terlalu padat itu bahaya kita ingin dorong itu maksudnya,” sambung dia.
Hilman menyampaikan hanya akan ada sebagian jemaah saja yang Tanazul atau Murur. Menurutnya, sekitar 40 ribu orang yang akan melakukan Tanazul.
“[Jemaah] Sebagian. Tidak semuanya, ya 40 ribu orang lah. Kan jumlah jemaah kita 200 ribu lebih. Nah 40.000-nya hanya lewat ini yang sedang kita rumuskan dan kita juga minta penguat lah dari Majelis Ulama Indonesia,” tutur dia.
(amw/isa)