Gempa bumi magnitudo (M) 7,5 terjadi di Maluku Tenggara Barat, Maluku. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada gelombang tsunami dengan ketinggian 7-10 cm.
“Hasil analisis kita, ada tsunami sangat kecil dalam tanda kutip, hanya 7 cm setelah terjadi gempa ini,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di kanal YouTube BNPB, Selasa (10/1/2023).
Dia mengatakan karakteristik gelombang tsunami berbeda dengan gelombang biasa.
“Meskipun kita lihat ada indikasi gelombang tsunami dengan periode karakterteristik berbeda periodenya dengan gelombang biasa,” katanya.
“Di stasiun Pasut di sekitar Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan amplitudo 7-10 cm,” ucap dia.
Dia mengatakan gempa tersebut berada pada kedalaman 130 km. Menurutnya, meski magnitudo gempa cukup besar, semestinya gempa tersebut tidak memicu gelombang tsunami.
“Kedalaman 130 kilometer ini sebenarnya tidak cukup memenuhi syarat untuk membangkitkan tsunami, meskipun BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami karena intensitasnya cukup tinggi kemudian dimutakhirkan jadi 7,5,” katanya.
Abdul mengatakan di pulau-pulau kecil di Maluku memiliki stasiun pasang surut BIG atau Badan Informasi Geospasial. Dia menyebut stasiun itu bisa melihat sinyal-sinyal jika terjadi tsunami.
“Jadi pulau-pulai kecil ini ada stasiun pasang surut BIG, di stasiun pasang surut ini kita bisa melihat sinyal-sinyal tsunami, ini juga digunakan sebagai salah satu komponen pendukung dalam peringatan dini tsunami,” tuturnya.
Selengkapnya pada halaman berikut.