Seorang narapidana (napi) Kelas I Cipinang, Jakarta Timur berinisial MA melakukan pemerasan dan menyebarkan foto bugil siswi SMP di Bandung, Jawa Barat. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan publik, bagaimana bisa napi bisa mengakses ponsel di balik jeruji?
Terkait hal ini, Kalapas Cipinang E.P Prayer Manik buka suara. Prayer mengungkapkan kasus ini sendiri terungkap atas kerja sama Polda Jawa Barat dengan Lapas Cipinang.
“Yang pertama terungkapnya kejadian tersebut adalah hasil kerja sama Polda Jabar dan Lapas Cipinang,” kata Prayer saat dihubungi detikcom, Sabtu (29/6/2024).
Prayer mengatakan pihaknya langsung melakukan penyisiran setelah mendapatkan informasi dari Polda Jawa Barat. Dari razia itu, barang bukti ponsel berhasil disita dari MA.
“Begitu pihak Polda Jabar datang ke Lapas dan menyampaikan maksud dan tujuan, petugas kami langsung bergerak menyusuri kamar-kamar WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) dan alhmadulilah WBP ditemukan dan kamar kami razia agar barang bukti berupa HP tidak dihilangkan WBP tersebut,” jelasnya.
Terkait bagaimana ponsel itu bisa masuk ke dalam jeruji, Prayer bicara kondisi lapas yang over capacity. Ia mengakui kondisi lapas yang over capacity tidak memungkinkan petugas untuk mengawasi ribuan napi.
“Terkait dengan adanya handphone, kondisi lapas yang sudah abnormal, kapasitas seharusnya 800 orang dan saat ini diisi 2.730. Dan yang menjaga 2.730 orang tersebut hanya 16 orang petugas,” katanya.
Napi tersebut telah diperiksa perihal asal-usul ponsel yang digunakan untuk melakukan love scamming.
“Kami tanya ke WBP-nya dan jawabannya bahwa HP tersebut merupakan pemberian WBP yang mau bebas dan tetap kami akan selidiki dan akan dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Prayer mengakui kondisi lapas yang over capacity ini membuat pihaknya merasa kecolongan. Di sisi lain, Prayer mengatakan pihaknya terus melakukan razia secara rutin untuk mengantisipasi penyelundupan ponsel maupun barang-barang terlarang lainnya masuk ke dalam sel tahanan.
“Ini yang membuat harus bekerja ekstra, ketidaknormalan tersebut yang membuat kami kecolongan. Di sisi lain kami juga harus menjaga prikehidupan warga binaan, agar tidak terjadi gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban lainnya,” ujarnya.
“Akan kita lakukan penggeledahan dengan tambahan petugas dari staf administrasi,” pungkasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya…..