Jakarta –
Polisi menyita sejumlah barang bukti dalam penggerebekan di Kampung Bahari, Jakarta Utara. Sabu, mesin penghitung uang hingga drone disita polisi.
Polres Metro Jakarta Utara menggerebek Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), pagi ini. Sebanyak 31 orang diamankan dari penggerebekan tersebut.
“Barang bukti atau barang yang bisa kita amankan, yang terkait dengan peredaran narkoba, kami yakinkan bahwa barang yang kita lakukan penyitaan ini terkait langsung atau tidak langsung dengan peredaran narkoba. Paket besar sabu dengan berat bruto 103 gram, lalu 26 paket kecil sabu, 12 timbangan digital,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setiawan kepada wartawan di kantornya, Sabtu (13/7/2024).
Selain itu, polisi juga menyita drone hingga decoder CCTV yang digunakan pelaku untuk memantau pergerakan polisi.
“Dua televisi, empat unit decoder, satu unit laptop. Ini alat yang digunakan untuk memantau kalau terjadi penegakan hukum di wilayah tersebut. Lalu 1 unit alat hitung uang, 11 alat hisab atau bong, 1 senapan angin, 4 air gun berikut gas CO2, 25 sajam, 1 unit drone, 1 kotak petasan, dan 3 alat hisab,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gidion mengatakan pihaknya akan mendalami perhitungan peredaran uang dari alat hitung uang yang ditemukan. Dia mengatakan drone digunakan para pelaku pemakai narkoba untuk memantau pergerakan anggota polisi di Kampung Bahari.
“Ini ada sabu, kemudian ada tembakau sintetis dengan berbagai paket, lalu ada alat-alat seperti yang saya sampaikan tadi bong untuk menggunakan, kemudian timbangan untuk proses penjualan di tempat, termasuk mesin penghitung uang. Betul kalu sampai menghitung pakai mesin penghitung uang, apakah besar sekali ya itu sedang kita dalami,” kata Gidion.
“Untuk melakukan kegiatannya ini, mereka kemudian mengamankan proses bisnisnya, dengan cara kalau ada penangkapan mereka terlebih dahulu menaikkan drone ini, drone ini termonitor ini dari layar monitor yang sudah kita sita,” tambahnya.
Dia mengatakan petasan, airsoft gun hingga senjata tajam seperti samurai, celurit, golok hingga pedang yang diamankan digunakan para pelaku untuk melakukan penyerangan balik ke aparat jika terjadi penggerebekan. Dia mengatakan 31 orang yang diamankan akan dilakukan tes urine.
“Lalu kalau kemudian kita melakukan penegakan hukum secara hard skill atau momentumnya terlambat, mereka kemudian melakukan penyerangan balik menggunakan petasan ataupun senjata tajam. Senjata tajamnya berbagai macam ini, saya nggak tahu apakah ini juga untuk tawuran di wilayah Tanjung Priok nanti kita periksa lebih lanjut. Bahkan kemudian menggunakan airsoft gun, meskipun menggunakan airsoft gun tapi dari bentuk, amunisi yang digunakan itu bisa melukai atau bahkan mematikan, atau setidak-tidaknya memberikan kesan perlawanan, atau mungkin melakukan kejahatan lain di lingkungan itu menggunakan sebuah benda yang menyerupai senjata api. Yang pasti itu menimbulkan korban,” tuturnya.
(mib/mea)