Jakarta –
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menyoroti pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sejak awal ditolak fraksinya di DPR RI. HNW mengatakan naskah akademis dari UU tersebut justru dinilai tidak akademis.
“Bukannya Pak Jokowi menyampaikan mengapa nggak jadi berkantor di IKN di bulan Juli karena hujannya deras banget gitu. Kalau hujannya deras berarti banyak air dong? Kecuali kalau hujan deras itu memang tidak tertampung dan kemudian tidak terjadi satu fasilitas untuk menampung air sehingga air itu datang menjadi banjir dan terbuang ke laut,” kata HNW di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
HNW mengatakan peristiwa seperti ini yang mestinya dijadikan kajian oleh pengelola IKN. Dia kemudian menyinggung alasan PKS menolak RUU IKN yang sebelumnya bergulir di DPR RI.
“Nah ini harusnya, harusnya, kayak gini, kayak gini ini, itu sudah dikaji sebelumnya. Itu lah karenanya mohon maaf kalau sekali lagi mengapa PKS menolak RUU tentang IKN karena naskah akademiknya itu tidak akademis,” ujar HNW.
Ia mengatakan naskah akademik baru muncul menjelang RUU diketok oleh DPR RI menjadi undang-undang. Semestinya, lanjut HNW, mesti ada kajian mendalam terkait itu.
“Harusnya naskah akademik itu muncul di awal dan dari situ lah kita bisa mengkaji secara akademis ini layak atau tidak. Anda bisa bayangkan kalau naskah akademis saja belakangan kira-kira kajian kayak apa? Nah sekarang ini yang terjadi,” tutur Wakil Ketua MPR RI ini.
Ia mengatakan pemerintah mesti memberi perhatian penuh kepada masyarakat adat yang ada di IKN. HNW tak ingin IKN berjalan tetapi manfaatnya tidak dirasakan oleh warga sekitar.
“Kalau sekarang demikian ya tanggung jawab pemerintah yang sudah memutuskan untuk kemudian betul-betul kan kata Pak Jokowi juga ketika terjadi penggantian pimpinan IKN itu kan beliau menegaskan mempertimbangkan masyarakat lokal. Masyarakat lokal sekarang mereka punya keluhan semacam ini ya harus dijawab dengan sejujurnya,” ujarnya.
Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih belum mengetahui apakah dirinya bisa berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Juli ini atau jadwalnya akan mundur. Jokowi curhat (mencurahkan isi hati) mengenai pembangunan di IKN. Lokasi proyek itu diguyur hujan hampir setiap hari.
“(Terkait ngantor di IKN Juli) ya melihat itu tadi, kesiapan itu. Kalau itu siap, kemarin memang targetnya kan Juli, tetapi kan lihat ke IKN, tiap hari hujan terus, hujan deres banget jadi memang pekerjaan banyak yang mundur,” ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7/2024). Jokowi menjawab pertanyaan wartawan apakah dirinya jadi berkantor di IKN pada Juli ini.
Menurutnya, pekerjaan yang mengalami kemunduran karena kendala cuaca merupakan hal biasa dalam proyek besar. IKN, jelas Jokowi, adalah proyek jangka panjang.
“IKN itu kan bukan dibangun 2 tahun 3 tahun, ini sebuah mimpi besar jangka panjang, proyek jangka panjang. Mungkin 15-20 tahun,” tegas Jokowi.
Jokowi menegaskan air dan kelistrikan di IKN dalam proses persiapan. Persiapan ini, terang Jokowi, memerlukan waktu.
(dwr/idn)