Apel yang dipimpin langsung Kepala Bidang Jalur Hijau Distamhut DKI Jakarta, Herlina Merinda, menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dengan unsur kewilayahan dan perangkat daerah lainnya agar penanganan kejadian darurat akibat cuaca ekstrem dapat dilakukan secara cepat dan terpadu.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan dan angin kencang di wilayah Jakarta diprediksi meningkat hingga akhir 2025. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel, sarana, dan prasarana menghadapi cuaca ekstrem.
“Kegiatan penopingan serentak ini merupakan upaya nyata untuk meminimalisir potensi bahaya pohon tumbang di tengah kondisi cuaca ekstrem. Kami memastikan seluruh jajaran, mulai dari tingkat dinas hingga kecamatan, siap siaga di lapangan dengan peralatan yang memadai,” ujar Herlina.
Distamhut DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk mewujudkan Jakarta yang hijau, aman, dan tangguh terhadap perubahan iklim. Penopingan serentak tidak hanya difokuskan pada aspek keselamatan masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemeliharaan ekosistem perkotaan yang berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga terus melakukan program peremajaan pohon di berbagai titik yang dinilai memiliki tingkat kerawanan tinggi. Pohon yang sudah tidak sehat atau berisiko tumbang akan diganti dengan jenis pohon yang lebih adaptif, kuat, dan sesuai dengan kondisi media tanam serta lebar area tajuk.
Selain itu, identifikasi dan evaluasi kondisi kesehatan pohon juga dilakukan, termasuk sistem perakaran, kerapatan tajuk, dan struktur cabang untuk menentukan tindakan yang tepat, baik penopingan, perawatan, maupun penggantian dengan pohon baru.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan, Distamhut menyiapkan berbagai peralatan pendukung, di antaranya 156 unit chainsaw untuk pemangkasan dan penopingan, 69 unit truk angkut sampah untuk mengangkut hasil pemangkasan, 15 unit mobil tangga dan 13 unit mobil crane untuk menjangkau pohon besar dan tinggi, serta 20 unit motor trail yang digunakan untuk patroli cepat di lokasi-lokasi sulit dijangkau.
Kegiatan penopingan ini difokuskan di sejumlah titik strategis di seluruh wilayah DKI Jakarta, meliputi Jalan Teuku Umar dan Jalan Medan Merdeka Selatan (amenitis sisi Monas), Jakarta Pusat dan Jalan Gatot Subroto (samping BRIPENS dan depan The Tower), Jakarta Selatan.
Untuk wilayah Jakarta Pusat meliputi Cideng Barat, Jayakarta, Kramat Raya, Bungur, Cimandiri Cikini, Kebon Kacang, dan Kramat Pulo Tanah Tinggi.
Jakarta Utara menyasar Koja, Cilincing, Pademangan, dan Kelapa Gading. Jakarta Barat di Tanjung Duren Barat, Palmerah, Tamansari, Cengkareng, Kembangan, Tambora, Kebon Jeruk, dan Kalideres.
Jakarta Selatan area Soepomo, Galunggung Guntur, Adyaksa 3, Iskandarmuda, Dharmawangsa VIII, dan sekitar Jalan Guru Amin, Pancoran. Jakarta Timur di Rajiman (Cakung), Pahlawan Revolusi (Pondok Bambu), Otista (Jatinegara), Ahmad Yani (Pulo Gadung), Halim Perdanakusumah, TB Simatupang (Ciracas), serta Jalan Raya Bogor-Hankam.

