Jakarta –
Polisi mengungkap fakta baru dari penangkapan tersangka teroris HOK di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Polisi menyebut grup media sosial (medsos) yang dimasuki HOK berisikan orang-orang lintas negara.
“Di situ (grup medsos) sebenarnya bukan yang bersangkutan saja, tetapi, lintas negara. Dengan grup itu sendiri adminnya eksis bukan di Indonesia, ada dua grup bukan di tempat kita,” kata Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2024).
Aswin menyebut terdapat banyak member yang tergabung dalam grup medsos tersebut. Dia pun menekankan pihaknya masih menelusuri grup medsos tersebut.
“Tentu banyak orangnya, tapi coba kita telusuri,” ujar Aswin.
Seperti diketahui, polisi turut mengungkap HOK belajar menjadi teroris setelah masuk ke grup media sosial terkait terorisme. Aswin mengatakan dalam grup media sosial tersebut HOK banyak melakukan interaksi dengan member lainnya.
“Kemudian yang bersangkutan ditawarkan untuk ikut lagi ke grup socmed yang lebih spesifik. Bahkan itu berbayar. Yang bersangkutan membayar dengan uang jajannya. Seperti aplikasi socmed, kalau mau jadi member itu membayar. Yang bersangkutan membayar, kemudian masuk menjadi member,” ungkap Aswin.
Aswin lantas menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan penelusuran dan pendalaman terkait pola rekrutmen yang terjadi. Sebab, kata dia, grup-grup inilah yang memicu hasrat HOK menjadi menjadi teroris.
“Nah ini memang kita sedang dalami bagaimana proses rekrutmen yang bersangkutan dilakukan di dalam grup-grup tersebut sampai dengan muncul keinginan yang bersangkutan untuk melakukan penyerangan terhadap tempat ibadah agama lain yang dianggap kafir di dalam ajaran atau di dalam paham yang dia pelajari tersebut,” kata Aswin.
(isa/isa)