Jakarta –
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi datangnya La Nina di wilayah Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis dinamika atmosfer terakhir yang dilakukan BMKG untuk dasarian II bulan Juli lalu.
Dalam laporan terakhirnya, BMKG menyebut bahwa kondisi ENSO berpotensi menuju La Nina pada pertengahan hingga akhir tahun ini. Tepatnya, fenomena La Nina diprediksi akan mulai datang di Indonesia pada bulan Agustus 2024.
Berikut informasi lengkapnya terkait prediksi fase La Nina dan bagaimana dampaknya terhadap kondisi cuaca hingga musim wilayah Indonesia:
Laporan BMKG tentang La Nina Agustus 2024
Menurut laporan BMKG terkait analisa dinamika atmosfer terakhir, diprediksikan bahwa La Nina akan dimulai pada bulan Agustus 204. Dampak La Nina diketahui berupa peningkatan curah hujan mencapai 20-40 persen. Di beberapa lokasi bahkan dapat mencapai lebih dari 50 persen.
“BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia memprediksi kondisi Netral berpotensi menuju La Nina mulai periode Agustus 2024,” demikian keterangan resmi yang dilansir BMKG.
Informasi analisis dan prediksi tersebut adalah berdasarkan hasil monitoring BMKG terkait indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) pada dasarian II bulan Juli 2024. Bahwa IOD Netral diprediksi berlangsung Agustus 2024 hingga Januari 2025. Sementara ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai Agustus 2024.
La Nina dan Dampaknya Bagi Wilayah Indonesia
Mengutip dari BMKG, La Nina merupakan kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi di atmosfer yang berada di atasnya dan dapat mempengaruhi pola iklim dan cuaca global.
La Nina memberikan dampak yang beragam terhadap wilayah Indonesia, terutama dampaknya terkait curah hujan bulanan dan musiman. Pada bulan Juni-Juli-Agustus, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.
Peningkatan curah hujan saat La Nina umumnya berkisar 20-40 persen lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun netral. Namun untuk beberapa wilayah di Indonesia bahkan ada yang mengalami peningkatan curah hujan yang mencapai lebih dari 40-50 persen.
Dengan adanya peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang dapat terjadi adalah bencana-bencana hidrometeorologi. Seperti bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.
(wia/imk)