Tak sendiri, Gus Ipul turut menggandeng Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini untuk melihat langsung kondisi kesehatan siswa yang menjadi korban ledakan.
“Di sini (RSI Cempaka Putih) ada 13 pasien, dua masih di ICU, sisanya 11 di paviliun kamar perawatan. Hari ini insyaallah sudah ada yang bisa kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan lebih sehat,” kata Gus Ipul.
Kementerian Sosial memastikan akan memberikan dukungan lanjutan berupa rehabilitasi sosial, pemulihan psikososial, hingga akses program pemberdayaan jika dibutuhkan.
“Tim kami tentu bersama orang tua, nanti secara rutin akan bertemu. Kami akan lakukan asesmen termasuk dengan KPAI,” lanjut Gus Ipul.
Di tempat yang sama, Diyah Puspitarini menyebut proses pembelajaran siswa korban akan difasilitasi secara daring mulai pekan depan. Pendampingan psikososial juga akan diberikan sebelum mereka kembali ke sekolah.
“Mulai minggu depan anak-anak tetap belajar walaupun sementara secara online. Tetapi nanti akan dilihat selanjutnya karena anak-anak mendapatkan pendampingan psikososial dulu. Jadi itu yang terpenting,” jelas Diyah.
Ledakan mengguncang SMA Negeri 72 di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025. Peristiwa itu terjadi saat siswa dan guru tengah mendengarkan khutbah Salat Jumat di masjid sekolah.
Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang luka-luka. Hingga kini, kepolisian masih menyelidiki motif pelaku melakukan peledakan.

