Selama sepekan perdagangan di periode tersebut rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp17,54 triliun atau merosot 22,49 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yakni Rp22,63 triliun per hari.
Berdasarkan data yang dikutip Senin 10 November 2025, penurunan kinerja perdagangan saham juga terjadi pada data rata-rata volume transaksi harian yang melorot 14,39 persen menjadi 27,06 miliar saham dari 31,61 miliar saham per hari pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan terakhir tercatat 2,16 juta kali atau mengalami penurunan 6,9 persen dibandingkan sepekan sebelumnya yang mencapai 2,32 juta kali transaksi per hari.
Di akhir pekan, Jumat 7 November 2025, IHSG ditutup di posisi 8.394, melonjak 2,83 persen dari pekan sebelumnya. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (All-Time High atau ATH) di angka 8.398. Kenaikan indeks ini juga mendorong nilai kapitalisasi pasar (market cap) BEI melambung 3,09 persen menjadi Rp15.316 triliun.
Penurunan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga 22,49 persen menjadi Rp17,54 triliun menunjukkan bahwa minat beli saham secara keseluruhan melemah, meskipun indeks naik. Ini bisa diartikan bahwa kenaikan IHSG didorong oleh pergerakan harga saham-saham berkapitalisasi besar (Big Caps) tertentu, bukan oleh aktivitas transaksi yang merata di seluruh pasar.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat, 7 November 2025, investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) yang cukup besar, yaitu Rp920,24 miliar di seluruh pasar.
Namun, secara kumulatif sepanjang tahun 2025 (year-to-date), BEI masih membukukan nilai jual bersih (net foreign sell) yang sangat besar, mencapai Rp38,33 triliun.

