Jakarta –
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyampaikan data kasus kekerasan terhadap perempuan. Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan mengalami penurunan dalam 8 tahun terakhir.
Hal itu disampaikan Bintang yang hadir secara daring di acara ‘Rilis Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR)’ di Hotel Le Meridien, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/10/2024). Bintang menerangkan prevalensi kasus kekerasan terhadap perempuan turun 2,8 persen.
“Satu hal yang perlu kita sikapi secara positif adalah hasil dari survei SPHPN tahun 2024 menunjukkan bahwa prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak menurun dibandingkan hasil survei periode tahun 2016 dan 2018.Kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun menurun dari 9,4 persen pada tahun 2016, menjadi 6,6 persen di tahun 2024,” ungkap Bintang.
Data SPHPN juga menampilkan data kasus KDRT menurun dibandingkan survei tahun 2021. Pada tahun ini, prevalensi kasus KDRT secara nasional turun 2,5 persen menjadi 20,5 persen dibanding tahun 2021 di angkat 23 persen.
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA, Ratna Susianawati menambahkan, ada 1 dari 5 perempuan yang mengalami KDRT dan cenderung marak terjadi di perkotaan.
“Hasil survei menunjukkan terdapat dapat 1 dari 5 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami KDRT dalam setahun terakhir.KDRT cenderung lebih banyak dialami oleh perempuan yang tinggal di perkotaan,” ungkap Ratna.
Selain itu, survei juga mengungkap statistik kekerasan berbasis gender online (KBGO). KBGO pada perempuan juga mengalami tren penurunan kasus jika dibandingkan survei tahun 2021.
“Kelompok usia 15-19 tahun menjadi kelompok perempuan dengan angka prevalensi KBGO tertinggi di mana ada 8 persen perempuan di tahun 2024 pernah mengalami KBGO dalam setahun terakhir.Jika dibandingkan dengan tahun 2021, angka prevalensi KBGO terhadap perempuan di tahun 2024 lebih rendah di setiap kelompok umur,” jelas Ratna.
Sebagai informasi, SPHPN adalah survei tingkat nasional yang melibatkan 14 ribu rumah tangga. Survei ini telah mencakup 38 provinsi, serta 178 kabupaten dan kota di Indonesia.
SPHPN telah dilaksanakan selama 3 kali masing-masing pada tahun 2016, 2021 dan 2024. SPHPN 2024 sendiri mengambil metode kuantitatif dan kualitatif yang disusun bersama Lembaga Demografi FEB UI, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, dan Badan Pusat Statistik.
(idn/imk)