Jakarta –
Menjelang zuhur, 2 April 2024, Iswahyudi alias Lakam mengirimi kabar gembira buat dirinya sebagai lelaki sekaligus suami. “Alhamdulillah Kang, di Bulan Ramadan dikasih rezeki calon Lakam Junior,” tulisnya di atas salinan foto USG sang istri, Forestya (Fo) Sartika.
Sangat wajar bila Lakam sangat gembira. Sekitar lima tahun dia mendamba kehadiran buah hati setelah menikahi Fo, yang sama-sama bekerja di dunia jurnalistik, pada 10 Maret 2019. Meski usia kandungan sang istri baru beberapa pekan, Lakam sudah membayangkan sapaan terbaik anaknya kelak. Bukan Bapak, Papah, atau Ayah. “Gue mau dipanggil Daddy,” ujarnya suatu hari. Alasannya biar beda dan keren. “Suka-suka kau lah, Kam” saya menimpali. Dia tertawa ngakak.
Selama 2020-2021, lelaki kelahiran 29 Juli 1985 itu menjadi juru kamera tetap program talk show Blak-blakan yang saya ampu. Rekan-rekannya di 20detik mengenal Lakam sebagai juru kamera yang sregep (rajin), cekatan, sat-set. Selama dua tahun bekerja sama, saya melihatnya lebih dari itu. Ternyata Lakam juga supel dan punya jejaring yang baik dengan para narasumber.
Maklum, dia rupanya kerap berperan sebagai jurnalis video. Membuat liputan-liputan sendiri tanpa didampingi wartawan tulis. Tak heran bila mendiang Deden Gunawan sebagai produser Blak-blakan, sesekali meminta Lakam membantu untuk melobi narasumber agar mau kami wawancarai.
Lakam pernah menemani jurnalis senior detikcom, Erwin Dariyanto, menelisik jejak gembong teroris Santoso di Poso pada April 2016. Keduanya menempel Tim Satuan Tugas Operasi Tinombala dengan menggunakan motor trail karena jalur yang dilalui sempit dan terjal. Meski dalam suasana tegang karena berada di basis teroris, Erwin mengenang, sesekali Lakam masih bisa bercanda. Entah itu benar benar bercanda atau sekadar menghibur diri menyiasati rasa gentar. “Yang pasti karena itulah aku jadi ikutan berani,” kata Erwin.
Tak cuma bernyali ke sarang teroris. Karena merasa gabut selama pandemi COVID-19, dia bersama koleganya di Tim 20detik, Randy, pernah melakukan uji nyali ke ‘sarang-sarang hantu’. Momen liputan biasa dilakukan saat keduanya sama-sama libur. Lakam berperan sebagai host, Randi menjadi juru kamera sekaligus yang menyunting materi video.
Kabar duka meninggalnya Iswahyudi (detikcom)
|
Keduanya antara lain membuat liputan yang dimulai tengah malam ke pekuburan Jeruk Purut, underpass bekas Bandara Kemayoran, dan rumah hantu di Jalan TB Simatupang. Total keduanya berhasil membuat 10 episode program mandiri yang tayang di Youtube. Aksi uji nyali tersebut membuat Lakam diundang ke program ‘Merinding’ yang tayang di Trans7.
Kenapa tak berlanjut? Lakam pernah bercerita dirinya beberapa hari syok dan tak ngantor karena tubuhnya ‘ketempelan’ makhluk halus. Sejak itu, dia mengatakan dirinya kapok dan berhenti membuat program uji nyali semacam itu. “Berat euy. Gak cuma kami yang kerap diganggu tapi juga ke anggota keluarga,” tutur Randi.
Sebelum bergabung dengan detikcom, pada 2012, Lakam pernah meliput ke Istanbul di Turki, Frankfrut dan Berlin di Jerman, serta New York di Amerika Serikat. Saat tahu saya mendapat tugas meliput ibadah haji Mei-Juni kemarin, dia mengirim pesan agar didoakan bisa berhaji juga. “Biar saleh kayak orang-orang, kan gue mau jadi Daddy,” selorohnya.
Kami terakhir berkomunikasi via chat WA pada 30 September. Sore itu saya mengirimi dia link detiknews terkait kabar Ustaz Yusuf Mansyur lolos dari gugatan Rp 98,7 Triliun. Pada akhir 2020 kami mewawancarai sang ustaz di kediamannya terkait gugatan tersebut. Selepas isya tadi malam, kami mendapat kabar Lakam berpulang.
Dia mengembuskan napas terakhir setelah beberapa kali bolak-balik menjalani perawatan sejak Juni lalu. Kini, Lakam tak sakit lagi. Semoga Fo mendapat kekuatan lahir batin melepas kepergian Lakam. Selamat jalan kawan Iswahyudi ‘Daddy’ Lakam. Allahummagh firlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu.
(jat/haf)