Jakarta –
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Rano Karno menemui keluarga dari Handi Musaroni (24), pemuda yang meninggal dunia di Kamboja. Keluarga korban mengatakan Handi mengalami sakit sebelum meninggal.
Rano Karno bertemu ibunda Handi, Siti Rahmah di kediamannya di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/10/2024). Rano datang bersama anggota DPR RI Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka atau Oneng. Rano datang sekaligus memberikan satu unit motor ke Siti Rahmah yang berprofesi sebagai driver ojek online.
“Saya ucapkan terima kasih untuk relawan untuk Ibu Lili. Tanpa tangan-tangan Allah itu saya nggak ketemu anak saya, yang penting anak saya bisa pulang,” kata Siti.
Sementara, Rano mengatakan hal ini merupakan tanda bukti Jakarta bergotong-royong. Dia mengapresiasi Rieke yang turut membantu Ibu korban.
“Inilah tanda bukti bahwa Jakarta itu bergotong-royong. Memang ini di sini penggagasnya adalah si Oneng, sebelah gue nih, Si Oneng penggagasnya. Tapi artinya, dia selalu ngabarin ke Doel. Doel, ini ada begini-begini. Apalagi kita bisa kerjain,” jelasnya.
Rano mengatakan akan membenahi sistem perlindungan untuk WNI yang bekerja di luar negeri. Agar kejadian serupa tak terulang.
“Entar kita coba benahin sistem perlindungan baik yang kerja di sini maupun yang kerja di luar negeri kita benahin semuanya untuk kepentinfan masyarakat. Kemarin cukuplah pengalaman bagi kita mudah-mudahan saudara kita nggak ulang. Kadang-kadang suka pada nggak sabar, karena kebutuhan memaksa kita pegih jauh,” jelasnya.
Sementara, Rieke berterima kasih kepada Rano yang menyempatkan waktu untuk bertemu dengan ibu dari Handi. Menurutnya ini bukti pemimpin hadir di tengah-tengah masyarakat.
“Alhamdulillah, nambah senang Ibu Siti yang berduka. Karena anaknya meninggal di Kamboja. Ini kita urusin. Bisa pulang,” jelasnya.
“Dan Alhamdulillah juga berkat dukungan dari Netizen +62, khususnya warga DKI, kita juga bisa memberikan bantuan. Ini Bu Lili yang mengatur semuanya. Bisa memberikan bantuan motor untuk Ibu Siti. Karena Ibu Siti ternyata motornya itu sewa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Siti Rahmah sempat mengeluhkan kesulitan membawa pulang jenazah anaknya ke Tanah Air. Awalnya Handi berangkat ke Kamboja pada 16 Mei 2024 untuk bekerja di salah satu perusahaan, tapi tidak disebutkan bagaimana proses keberangkatan dan perusahaan apa. Siti hanya menyampaikan lokasi anaknya bekerja di dekat Tuol Sangke, Phnom Penh, Kamboja. Semua berjalan lancar sampai pada Agustus 2024 Siti mendapat kabar anaknya sakit.
“Saya mendapatkan kabar via telepon dari anak saya kalau dia sedang sakit lambung atau lever kronis, padahal sebelum berangkat anak saya sehat,” ucap Siti seperti disampaikan Lily Pujiati selaku Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) dalam keterangannya, Rabu (11/9).
Siti semakin khawatir setelah mengetahui Handi tidak digaji. Kondisi Handi semakin buruk hingga meninggal dunia dan kabar itu diterima Siti pada 16 Agustus 2024.
“Saya dapat informasi melalui adik saya pada tanggal 16 Agustus 2024 bahwasanya anak saya sudah dalam kondisi meninggal dunia. Adik saya mendapatkan informasi tersebut dari team leader perusahaan tempat anak saya bekerja,” kata Siti, yang bertempat tinggal di Jakarta Utara (Jakut).
Setelahnya, Siti mencari informasi tentang anaknya dan belakangan diketahui berada di rumah duka Yim Undertaker di Phnom Penh. Di sisi lain, Siti mengetahui selama ini anaknya tidak digaji sehingga beranggapan anaknya adalah korban dari tindak pidana perdagangan orang atau TPPO.
“Saya berusaha mencari bantuan ke mana-mana, termasuk mencari tahu bagaimana cara memulangkan jenazah anak saya, yang kemudian saya ketahui menjadi korban perdagangan orang,” kata Siti.
(idn/idn)