Jakarta –
Kemunculan bibit siklon tropis hingga menjadi badai siklon tropis biasa diberi nama berbeda-beda. Seperti di Indonesia, bibit siklon tropis biasa dinamai dengan angka dan huruf, sementara badai siklon tropis biasa dinamai dengan nama bunga hingga buah.
Secara umum, terkait aturan dan prosedur penamaan badai siklon tropis telah diatur oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO). Memberi nama siklon tropis telah terbukti menjadi cara tercepat untuk mengomunikasikan peringatan dan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan publik.
Menurut WMO, tujuan penamaan badai (siklon tropis) pada dasarnya adalah agar masyarakat dapat dengan mudah memahami dan mengingat siklon/badai tropis di suatu wilayah. Sehingga dapat memudahkan kesadaran, kesiapsiagaan, pengelolaan, dan pengurangan risiko bencana siklon/badai tropis.
Pemberian nama pada siklon tropis membuat pelacakan dan pembahasan badai tertentu menjadi lebih mudah, terutama ketika beberapa badai aktif secara bersamaan. Pemberian nama juga membantu menghindari kebingungan di antara para ahli meteorologi, media, badan-badan manajemen darurat, dan masyarakat. Selain itu, penamaan siklon tropis dapat membantu pencatatan sejarah dan penelitian tentang perilaku dan dampak badai.
Latar Belakang dan Sejarahnya
Mengutip dari WMO, praktik penamaan siklon tropis dimulai sejak lama untuk membantu mengidentifikasi badai siklon tropis secara cepat dalam pesan-pesan peringatan, karena nama dianggap jauh lebih mudah diingat daripada angka dan istilah-istilah teknis. Pemberian nama pada badai siklon tropis akan memudahkan media untuk melaporkan siklon tropis, meningkatkan ketertarikan terhadap peringatan, dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan nama-nama yang pendek dan khas dalam komunikasi tertulis maupun lisan lebih cepat dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kesalahan dibandingkan dengan metode identifikasi lintang-bujur yang lebih rumit. Keuntungan ini sangat penting dalam pertukaran informasi badai siklon tropis yang terperinci antara ratusan stasiun yang tersebar luas, pangkalan pantai, dan kapal di laut.
Pada awalnya, badai siklon tropis diberi nama secara acak. Demi mendapatkan sistem penamaan yang lebih terorganisir dan efisien, para ahli meteorologi kemudian memutuskan untuk mengidentifikasi badai siklon tropis dengan menggunakan nama-nama dari sebuah daftar yang disusun menurut abjad.
Sejak tahun 1953, badai tropis Atlantik diberi nama dari daftar yang dibuat oleh Pusat Badai Nasional (National Hurricane Center/NHC). Daftar ini sekarang dipelihara dan diperbarui oleh komite internasional Organisasi Meteorologi Dunia.
Prosedur Penamaan Siklon Tropis
Terdapat prosedur yang ketat untuk menentukan daftar nama siklon tropis di sebuah cekungan laut. Penamaan ini ditetapkan oleh Badan Regional Siklon Tropis (Tropical Cyclone Regional Body). Badan ini menetapkan daftar nama siklon tropis yang telah ditetapkan sebelumnya yang diusulkan oleh Badan Meteorologi dan Hidrologi Nasional Anggota WMO.
Pada umumnya, siklon tropis diberi nama sesuai dengan aturan di tingkat regional. Penting untuk dicatat bahwa siklon/badai tropis tidak diberi nama berdasarkan nama orang tertentu. Nama-nama siklon/badai tropis yang dipilih adalah nama-nama yang sudah dikenal oleh masyarakat di setiap wilayah.
Ada aturan yang berbeda untuk menamai siklon di berbagai belahan dunia. Di beberapa tempat seperti Atlantik dan Belahan Bumi Selatan, siklon dinamai menurut abjad, bergantian antara nama pria dan wanita. Di wilayah lain, nama-nama mengikuti urutan abjad negara.
Ketika memilih nama baru untuk siklon tropis, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu panjang karakter yang pendek agar mudah digunakan dalam komunikasi, mudah diucapkan, makna yang tepat dalam berbagai bahasa, dan keunikan nama yang tidak dapat digunakan di wilayah lain.
(wia/wia)