Kupang –
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melakukan kunjungan kerja ke Satuan Radar (Satrad) 226 Buraeng, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Satuan Radar 226 Buraen merupakan pemantau wilayah udara di selatan Indonesia.
“Ini adalah salah satu alutsista TNI AU yang berfungsi untuk mengamati wilayah udara, dan radar ini adalah radar early warning dan GCI (ground control intercept), ini bisa mengarahkan, men-direct pesawat tempur untuk ke sasaran,” kata Fadjar di Satrad 226 Buraen, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (19/3/2023).
Marsekal Fadjar menyebut, alutsista radar di Satuan Radar 226 Buraen masih berfungsi dengan baik, meski usianya sudah tua. Hal ini, kata dia, bekat kerja keras dari para anggota dalam melakukan perawatan.
“Radarnya berfungsi sangat baik, meskipun usianya sudah tua, ini sejak tahun 80-an, ini adalah berkat kerja keras dari anggota yang petugas di sini dalam merawat dan mengoperasikan,” kata Marsekal Fadjar.
“Kita akan terus mengamankan, mengawasi wilayah udara khususnya di wilayah selatan Indonesia ini yang berbatasan langsung dengan negara tetangga,” tambahnya.
KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melakukan kunjungan kerja ke Satrad 226 Buraeng, Kupang, NTT. (Foto: Muchamad Sholihin/detikcom)
|
Pengadaan Alutsista Radar Baru
Marsekal Fadjar mengatakan, pengadaan radar baru untuk mendukung pertahanan wilayah udara Indonesia sedang dibahas di Kementerian Pertahanan.
“Sementara ini di dalam perencanaan akan diganti dengan radar yang lebih baru dan sedang diproses di Kementerian Pertahanan, sementara yang lain-lain kondisi masih prima, jadi nanti alutsistanya saja yang diganti,” kata Marsekal Fadjar.
“Di beberapa tempat memang akan ada pengadaan radar baru yang membutuhkan fasilitas yang lengkap, karena belum ada sama sekali. Tetapi di Buraeng ini sangat baik fasilitasnya,” tambahnya.
Ia menambahkan, keberadaan pesawat tempur di sekitar Satuan Radar 226 Buraen hanya digunakan untuk latihan. Penempatan tidak dilakukan secara permanen.
“Jadi penempatan pesawat tempur tidak bersifat permanen, hanya bersifat untuk latihan saja dan apabila ada eskalasi. Tetapi, sementara ini hubungan kita sangat baik dengan negara tetangga, jadi sifatnya penempatannya hanya untuk latihan saja,” ucap Marsekal Fadjar.
(lir/lir)