Jakarta –
Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi berhenti beroperasi. Sebanyak 16 ribu relawan pun dinyatakan purnatugas hari ini.
Acara penutupan operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran itu diakhiri dengan momen saling bersalaman para relawan serta petugas gabungan yang selama ini menjadi bagian penanganan COVID-19 di RSDC.
Para relawan pun menangis saat saling bersalaman. Mereka terdengar mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan seiring berakhirnya tugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
“Jika dulu kita pantang pulang sebelum Corona tumbang, maka hari ini ayo pulang karena Corona sudah tumbang,” ujar perwakilan relawan.
Tangis para relawan saat acara penutupan operasional RSDC Wisma Atlet (Brigitta-detikcom)
|
Para relawan tersebut akan pulang ke tempat bertugas masing-masing. Pihak RSDC Wisma Atlet pun mengucapkan terima kasih dan penghargaan tertinggi kepada para relawan.
“Mereka kan berasal dari berbagai daerah, dari berbagai intansi TNI, Polri. Mungkin yang dari TNI, Polri atau pegawai negeri akan kembali ke instansi atau kesatuannya,” kata Koordinator RSDC dr Guntoro.
“Tapi untuk relawan yang tidak terikat dengan instansi tertentu mereka akan kembali ke rumah masing-masing, ada yang dari Makassar, Surabaya, Yogya,” lanjutnya.
Guntoro mengatakan para relawan telah berjuang sekitar 3 tahun mengatasi COVID-19. Dia mengatakan acara pelepasan ini untuk menghormati dan memberikan penghargaan pada para relawan.
Tangis para relawan saat acara penutupan operasional RSDC Wisma Atlet (Brigitta-detikcom)
|
“Mereka telah sekian lama berjuang, hampir 3 tahun Tapi hampir 3 tahun lah kita beroperasi dan selama itulah mereka menyumbangkan pikiran, tenaga, bahkan jiwanya. Mereka adalah pahlawan-pahlawan yang sepantasnya kita berikan penghormatan karena itu hari ini sengaja acara pelepasan ini untuk memberi rasa terima kasih dan apresiasi kepada para mereka,” ucapnya.
Guntoro juga menjelaskan soal nasib Wisma Atlet. Kabar terakhir, katanya, Wisma Atlet akan dikembalikan fungsi semula.
“Sampai saat ini memang belum ada kepastian, terakhir ini kan dikelola oleh Kementerian PUPR. Jadi ada kemungkinan akan dikembalikan ke fungsi semula,” kata Guntoro.
“Walaupun ada pemikiran wacana-wacana untuk sebenarnya rumah sakit atau tempat ini, kita pertahankan sebagai rumah sakit yang untuk mengantisipasi adanya bencana-bencana biologis ilmiah,” sambungnya.
(haf/haf)