Langkah ini menjadi bagian dari strategi berkelanjutan Telkom untuk memastikan fokus bisnis yang lebih tajam, menciptakan sinergi antaranak usaha, dan menghadirkan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, menjelaskan bahwa streamlining merupakan bagian penting dari strategi Telkom menuju two-tier strategic holding yang berfokus pada penciptaan nilai.
“Strategi ini dapat memperkuat posisi Telkom sebagai digital telco dan enabler ekosistem digital nasional yang berdaya saing global, sekaligus mendorong efisiensi, improvement, sinergi dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Seno dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa malam, 11 November 2025.
Ia menambahkan, dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien, setiap anak perusahaan Telkom diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal untuk mendukung transformasi perusahaan menjadi strategic holding yang lebih solid dan berkelanjutan.
Penataan portofolio bisnis ini dilakukan agar Telkom dapat lebih fokus pada bisnis inti yang mendukung empat pilar transformasi Telkom 2030. Dengan streamlining, Telkom ingin memastikan tidak ada tumpang tindih portofolio antaranak perusahaan dan setiap entitas dapat memberikan kontribusi nyata serta menciptakan value creation yang optimal bagi TelkomGroup.
Langkah ini didasarkan pada kajian subsidiary streamlining yang disusun menggunakan framework dari konsultan bisnis independen. Framework tersebut digunakan untuk mengevaluasi portofolio anak perusahaan dan menentukan opsi terbaik untuk masing-masing entitas.

