Jakarta –
BEM Universitas Indonesia (UI) menyampaikan kekecewaannya terhadap para pejabat kampus atas ketidaktransparanan dalam perihal biaya pendidikan. Bahkan, sejumlah mahasiswa disebut tak mampu membayar karena adanya biaya yang berubah.
“Kini, kami pun dihantui dengan masalah biaya pendidikan. Sistem penetapan biaya pendidikan di UI tahun ini berubah drastis, tak rasional, dan tak sedikitpun diinformasikan pada mahasiswa. Bukan tak mungkin akan banyak mahasiswa mendapat biaya pendidikan di luar kemampuannya,” kata Ketua BEM UI Melki Sedek Huang, Sabtu (1/4/2023).
“Bukan tak mungkin banyak mahasiswa tak jadi berkuliah di UI karena bobroknya sistem biaya pendidikan di UI yang sampai kini SK-nya masih ditutup-tutupi,” tambahnya.
Melki melontarkan amarah para mahasiswa terhadap Rektor Prof Ari Kuncoro. Menurutnya, mahasiswa tak pernah diutamakan dalam hal-hal penting.
“Kami kecewa, kami marah. Prof. Ari Kuncoro, Prof. Abdul Haris, dan segenap pimpinan UI sudah kelewatan. Mahasiswa tak pernah jadi tuan rumah di kampusnya sendiri. Mahasiswa selalu dinomorduakan. Kepentingan pribadi selalu diutamakan. Jangan biarkan kami jadi malu berkuliah di UI,” katanya.
Tak hanya itu, para mahasiswa juga menggelar aksi di depan Danau Kenangan UI pada Jumat (31/3) kemarin. Aksi ini yakni dalam mengenang delapan tahun kematian Akseyna Ahad Dori.
Mahasiswa menyampaikan kekecewaannya kepada pejabat kampus lantaran tak menemukan titik terang dalam kasus kematian mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI tersebut.
Mahasiswa juga mendesak kepolisian untuk tetap mengusut tuntas kasus ini.
“Wakil Rektor kami, Prof. Abdul Haris, adalah satu-satunya orang yang mau ditemui keluarga almarhum Akseyna (mahasiswa UI yang meninggal di Danau UI 8 tahun lalu) jika datang ke UI, tetapi nyatanya hingga hari ini tidak pernah berhasil untuk ditemui. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, Prof. Abdul Haris adalah Dekan dari Akseyna ketika meninggal dunia, yang anehnya malah diam tentang kasus meninggalnya Akseyna ketika naik jabatan menjadi Wakil Rektor,” katanya.
“Meninggalnya Akseyna masih tak menemui titik terang. Aparat penegak hukum tak mau selesaikan perkara dan pimpinan kampus UI tak mau kuatkan juga buka suara. Hobi cari aman dan tak perjuangan keadilan bagi mahasiswa adalah tindakan yang selalu dilakukan pimpinan kampus UI,” tambahnya.
(azh/jbr)