Kepada awak media, Rosan mengatakan bahwa selain menggelar pertemuan bilateral dengan PM Anthony Albanese, Presiden RI juga dijadwalkan bertemu dengan Keating yang selama ini dikenal sebagai salah satu sosok yang memberikan masukan strategis bagi Danantara.
“Ada tapi mungkin dengan direncanakan juga dengan Paul Keating itu juga akan ada pertemuan. Karena paul keating juga salah satu yang banyak memberikan masukan pada danantara jadi itu direncanakan ada agendanya,” ujar Rosan di Sydney, seperti dikutip Rabu, 12 November 2025.
Rosan menyebut hubungan Prabowo dan Keating sudah terjalin baik sejak lama. Pertemuan itu disebut akan menjadi wadah tukar pikiran strategis untuk memperkuat hubungan Indonesia-Australia ke depan.
“Bapak Presiden juga sudah mengenal sangat baik (Paul Keating) ini lebih pada pertemuan tukar pikiran dan juga untuk saling memahami bagaimana bisa dengan masukan dari Paul Keating ini bisa mempererat hubungan antara Australia dan Indonesia ke depannya,” kata dia.
Rosan menjelaskan, kunjungan Presiden Prabowo ke Australia merupakan lawatan balasan atas kunjungan Perdana Menteri Anthony Albanese ke Jakarta beberapa bulan sebelumnya.
Ia menambahkan, hubungan ekonomi kedua negara sebenarnya sudah berjalan baik melalui perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sejak 2020. Namun, potensi peningkatan masih sangat besar, terutama di bidang perdagangan dan investasi.
“Kita masih mengalami total perdagangan kurang lebih 15 juta dolar AS yang dimana kita msh mengalami defisit kurang lebih hampir 9 juta dolar AS,” paparnya.

