Siswa kelas X SMA Insan Cendekia Boarding School, AM (16) dikeroyok oleh teman dan beberapa senior di dalam asrama. Korban dikeroyok setelah dituding melakukan pencurian uang milik salah seorang siswa.
Pihak korban dan pelaku sempat melakukan mediasi namun berakhir buntu. Hingga akhirnya orang tua korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Babakanmadang, Kabupaten Bogor.
Pengeroyokan itu dilakukan oleh 8 orang siswa lainnya, pada Sabtu (18/2) malam. Menurut orang tua korban, awalnya korban dipanggil oleh seorang pelaku lalu dibawa ke dalam ruangan yang diketahui merupakan sebuah gudang.
Di sana, korban diinterogasi dan dipaksa untuk mengakui sebuah pencurian yang tidak ia lakukan. Korban akhirnya terpaksa mengaku, namun pada akhirnya tetap dipukuli.
Pihak Insan Cendekia sendiri membantah telah terjadi pengeroyokan. Menurut pihak Insan Cendekia Boarding School, yang terjadi murni perkelahian antarsiswa.
Berikut fakta-fakta kasus pengeroyokan siswa Insan Cendekia yang dirangkum detikcom, Minggu (2/4/2023).
1) Korban Pengeroyokan Dituduh Mencuri
Ayah korban, RA Fachrurrozi mengatakan anaknya itu baru 6 bulan tinggal di asrama. Pengeroyokan ini bermula ketika salah satu siswa kehilangan uang hingga berujung anaknya dituduh sebagai pelaku.
“Nah yang jadi sebab anak saya dianiaya, korban pertama dan anak saya itu dituduh melakukan pencurian. Yang jadi berat berpikirnya, pencurian itu sudah terjadi sebelum anak saya ada di situ,” kata Fachrurrozi saat dihubungi detikcom, Jumat (31/3) malam.
Menurut Fachrurrozi, anaknya itu tidak melakukan pencurian seperti yang dituduhkan pelaku. Namun, anaknya itu terpaksa mengaku karena terus-terusan dipukuli oleh teman dan seniornya.
2) Diinterogasi di Gudang dan Dipukuli
Hingga pada Sabtu (18/2) sekitar pukul 23.00 WIB, korban dipanggil oleh salah satu pelaku. Dia kemudian diajak ke sebuah ruangan yang ternyata adalah sebuah gudang.
Di sana, sudah ada teman korban. Korban dan temannya itu kemudian diinterogasi oleh delapan pelaku.
“Mereka, pelaku melakukan interogasi ke anak saya yang mana malam itu anak saya kan nggak merasa mengambil ya atau nggak melakukan, jadi dia bertahan sampai dia dipukulin,” katanya.
Korban dipaksa terus-terusan untuk mengakui pencurian yang tidak dia lakukan. Karena tidak kuat lagi menahan pukulan para pelaku, ia terpaksa mengaku.
“Setelah dia dipukulin dan anak saya merasa terancam nyawanya, dia akhirnya terpaksa mengaku, bahwasanya dia mengaku mencuri,” katanya.
“Sayangnya lagi, setelah dia mengaku mencuri malah dikeroyok oleh 8 orang itu. Pertama ada tiga orang bergantian, kemudian sisanya gantian mukul dan ramai-ramai,” jelasnya.
Baca selanjutnya: kekcewaan ortu korban….