Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Cahya Supriadi Perkasa di Bawah Mistar PSIM Jogja, Dipuji Dua Pelatih

    November 24, 2025

    Pembangunan Giant Sea Wall Mendesak Bagi Masyarakat Pesisir

    November 24, 2025

    Kisah Pebulu Tangkis Denmark yang Jatuh Hati dengan Mi Instan, Sampai Tertarik Buka Warmindo : Okezone Sports

    November 24, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Kepala SRMA 40 Ambon Bantah Ada Penyetrikaan: Kami Didik Humanis!

    Kepala SRMA 40 Ambon Bantah Ada Penyetrikaan: Kami Didik Humanis!

    PewartaIDBy PewartaIDNovember 12, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Kepala SRMA 40 Ambon, Afia Fransina Joris, menegaskan bahwa tidak ada kekerasan fisik dalam bentuk apa pun di sekolahnya, termasuk tindakan penyetrikaan.


    “Tidak ada penyetrikaan di sekolah kami. Kami sangat menolak kekerasan dalam bentuk apa pun. Sekolah Rakyat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan yang humanis,” tegas Afia dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu, 12 November 2025. 

    Ia menjelaskan, Sekolah Rakyat bukan hanya ruang belajar, tetapi rumah kedua bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk tumbuh dan belajar menjadi agen perubahan, mengangkat derajat keluarga, dan keluar dari lingkaran kemiskinan.



    Dengan latar belakang siswa yang beragam, Afia menuturkan bahwa mendidik mereka membutuhkan kesabaran dan pendekatan empatik. 

    “Kami memegang teguh trilogi Sekolah Rakyat: tidak boleh terjadi bullying, tidak boleh ada kekerasan, dan tidak boleh ada intoleransi. Itu prinsip yang kami jaga bersama,” jelasnya.

    Terkait isu yang sempat muncul pada Selasa, 11 November 2025, Afia menjelaskan bahwa kejadian tersebut berawal dari enam siswa yang membuat tanda menyerupai tato di dada mereka dengan cara menjepit kulit pakai penjepit hingga membentuk huruf. 

    Setelah diketahui oleh wali asrama, para siswa dikumpulkan dan diberikan pembinaan.

    Lebih lanjut, Afia menegaskan bahwa tidak ada ancaman atau tindakan kekerasan dari guru, wali asrama, maupun tenaga kependidikan. 

    “Peristiwa ini bukan dilakukan oleh tenaga pendidik atau wali asrama. Kami pastikan tidak ada kekerasan di lingkungan SRMA 40 Ambon,” tegasnya.

    Salah satu siswa, MAB, juga mengaku bahwa bekas luka di dadanya bukan akibat tindakan orang lain. 

    “Saya yang bikin sendiri, dengan setrika untuk menghilangkan bekas jepitan mirip tato,” ujarnya.

    Afia menambahkan bahwa pihak sekolah kini telah membentuk Tim Penanganan Kekerasan Sekolah, guna memastikan setiap siswa aman, dihormati, dan dibimbing dengan pendekatan yang humanis.

    “Kami ingin mendidik anak-anak ini untuk saling mencintai, menghargai, dan memahami makna kesempatan yang diberikan negara. Mereka adalah harapan bangsa yang kelak akan membanggakan orang tua dan tanah air,” kata Afia.

    Sementara itu, Keluarga MAB yaitu bibinya yang bernama Zainab Ulun, hari ini juga berkunjung ke SRMA 40 Ambon. Ia memastikan keponakannya dalam kondisi baik-baik saja. 

    “Tidak apa-apa. Ya, Alhamdulillah baik,” ujar Zainab.

    Sebagai bibi, ia mengungkapkan bahwa keponakannya yang beranjak dewasa harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. 

    “Itu juga suatu pilihan jalan buat anak-anak kita juga, walaupun ada kesalahan, kalau tidak ditegur maka tidak di sayang, tapi kalau anak sampai ditegur berarti masih ada rasa sayang,” katanya.

    Zainab mengaku dalam satu bulan bisa dua sampai tiga kali menjenguk keponakannya. Ia mendukung keponakannya bersekolah di Sekolah Rakyat secara asrama untuk membentuk kemandiriannya. 

    “Kalau kita menjenguk tiap hari, maka anak itu tidak akan bisa mandiri,” pungkas dia.





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Pembangunan Giant Sea Wall Mendesak Bagi Masyarakat Pesisir

    November 24, 2025

    IARMI Siap Bantu Pemerintahan Prabowo Perkuat Ketahanan Nasional

    November 24, 2025

    Kemiskinan Ekstrem Ditarget Turun Hingga Nol Persen di 2026

    November 24, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Cahya Supriadi Perkasa di Bawah Mistar PSIM Jogja, Dipuji Dua Pelatih

    Berita Olahraga November 24, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita Super League: Kiper muda PSIM Jogja, Cahya Supriadi terus menunjukkan penampilan mengkilap di…

    Pembangunan Giant Sea Wall Mendesak Bagi Masyarakat Pesisir

    November 24, 2025

    Kisah Pebulu Tangkis Denmark yang Jatuh Hati dengan Mi Instan, Sampai Tertarik Buka Warmindo : Okezone Sports

    November 24, 2025

    Alex Tank Pantang Terbuai dengan Hattrick Perdana, Langsung Bidik Persis

    November 24, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Cahya Supriadi Perkasa di Bawah Mistar PSIM Jogja, Dipuji Dua Pelatih

    November 24, 2025

    Pembangunan Giant Sea Wall Mendesak Bagi Masyarakat Pesisir

    November 24, 2025

    Kisah Pebulu Tangkis Denmark yang Jatuh Hati dengan Mi Instan, Sampai Tertarik Buka Warmindo : Okezone Sports

    November 24, 2025

    Alex Tank Pantang Terbuai dengan Hattrick Perdana, Langsung Bidik Persis

    November 24, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.