Produsen mesin presisi K.R. Pfiffner, yang sudah beroperasi lebih dari tiga dekade, mengonfirmasi bahwa sebagian teknologi dan produksi mulai dialihkan ke fasilitas pabrik induknya, FFG, di Amerika Serikat.
CEO Pfiffner Andreas Ewald mengatakan langkah itu terpaksa diambil setelah tarif 39 persen yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Agustus 2025 membuat pesanan dari pasar AS runtuh.
“Itu mematikan bisnis apa pun,” kata Ewald dikutip dari Reuters, Jumat, 14 November 2025.
Tarif dan pelemahan dolar membuat produk Pfiffner menjadi sekitar 50 persen lebih mahal bagi pembeli AS.
Perusahaan itu kini berada di titik kritis. Dari 105 pekerja, sebanyak 80 akan diberhentikan pada tahun depan, termasuk Norbert Steuer, 59 tahun, yang sudah lebih dari 30 tahun bekerja di Pfiffner.
“Selalu ada pembicaraan bahwa pekerja dicari, tapi apakah mereka mau mempekerjakan yang berusia 59 tahun?” ujarnya.
Relokasi sebagian produksi ini terjadi di tengah lesunya industri otomotif Eropa, pasar utama Pfiffner di luar AS.
Permintaan melemah akibat perlambatan ekonomi China dan PHK besar-besaran di Mercedes-Benz, Bosch, dan Continental.
Sepanjang tahun hingga Juni, industri Jerman sudah kehilangan lebih dari 114.000 pekerjaan, empat kali lipat dari tahun sebelumnya.
Langkah Pfiffner menambah kekhawatiran bahwa lebih banyak perusahaan Swiss akan mengikuti jejak yang sama jika tarif tinggi tidak diturunkan.

