Dikutip dari 9News, Sabtu 15 November 2025, selain daging sapi, tarif untuk kopi, pisang, tomat, serta sejumlah komoditas energi dan industri seperti batu bara, bensin, uranium, dan beberapa bahan kimia juga dihapus. Langkah ini diambil saat Trump menghadapi tekanan besar terkait lonjakan biaya hidup di AS — isu yang ia janjikan akan diselesaikan saat kampanye.
Partai Demokrat menyambut langkah ini dengan nada sinis. Politikus senior Richard Neal menyebut keputusan tersebut sebagai “memadamkan api yang mereka buat sendiri, lalu menyebutnya kemajuan,” mengkritik bahwa tarif Trump sejak awal justru membuat harga kebutuhan pokok semakin mahal.
Meski sempat dikenai tarif, ekspor daging sapi Australia ke AS justru meningkat sepanjang 2025. Produksi daging sapi Amerika turun ke posisi terendah sejak 1950-an, sementara tarif untuk pemasok lain seperti Brasil jauh lebih tinggi, membuat Australia tetap menjadi pemasok utama. Kondisi cuaca yang lebih basah dalam beberapa tahun terakhir juga membantu meningkatkan produksi peternak Australia.
Sebaliknya, daging sapi AS tidak bisa masuk pasar Australia, sementara peternak Amerika tengah berjuang dengan jumlah ternak yang menurun sehingga sulit memenuhi kebutuhan domestik.
Daging sapi Australia sendiri merupakan salah satu ekspor pangan terbesar negara itu ke AS, dengan nilai lebih dari 2 miliar dolar per tahun, menegaskan betapa pentingnya komoditas ini dalam hubungan dagang kedua negara.

