Inarno menjelaskan bahwa saat ini kapitalisasi pasar telah berada pada kisaran 69,18 persen dari PDB, sehingga hanya membutuhkan sedikit kenaikan untuk menembus target 70 persen.
“Tinggal sedikit lagi, sekarang sudah 69,18 persen. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah mencapai 70 persen dari PDB,” ujar Inarno, dikutip redaksi di Jakarta, Senin 17 November 2025.
Optimisme OJK juga diperkuat oleh posisi pasar modal yang menunjukkan kinerja melampaui target jangka menengah pemerintah. Dalam RPJMN 2025–2029, pemerintah memasang sasaran kapitalisasi pasar sebesar 68 persen dari PDB pada 2029. Namun angka tersebut telah terlampaui lebih cepat karena market cap saat ini sudah menembus 69,18 persen.
Berdasarkan data penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 14 November 2025, kapitalisasi pasar telah mencapai Rp 15.316 triliun. Penguatan ini sejalan dengan naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,23 persen (ytd) hingga berada di level 8.370,44. Adapun menurut data IMF per 10 Januari 2025, nilai PDB Indonesia mencapai 1,49 triliun Dolar AS, atau sekitar Rp 24 kuadriliun.
Dari sisi aktivitas, pasar modal juga menunjukkan peningkatan likuiditas. BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) per 24 Oktober 2025 sebesar Rp 16,46 triliun, tumbuh 28 persen (ytd) dari posisi akhir Desember 2024.
Dengan berbagai indikator positif tersebut, OJK menilai peluang untuk menembus kapitalisasi pasar 70 persen PDB pada 2025 semakin terbuka lebar.

