Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Jorge Mendes Mulai Bergerak, Inter Milan Ditawari Karim Adeyemi

    November 24, 2025

    Ketidakpastian Global dan Stabilitas Domestik

    November 24, 2025

    Lando Norris Didiskualifikasi, Kans Max Verstappen Juara Dunia F1 2025 Kembali Terbuka! : Okezone Sports

    November 24, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Teknologi»Nyawa-Nyawa yang Melayang Akibat Perundungan di Sekolah

    Nyawa-Nyawa yang Melayang Akibat Perundungan di Sekolah

    PewartaIDBy PewartaIDNovember 17, 2025No Comments6 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email



    Jakarta, CNN Indonesia —

    Kasus perundungan (bullying) di dunia pendidikan kerap kali terjadi. Tak sedikit di antaranya yang berujung maut.

    Korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD hingga tingkat universitas dan mengalami kekerasan baik fisik maupun psikologis dari teman-temannya.

    CNNIndonesia.com telah merangkum sejumlah kasus perundungan maut yang terjadi di dunia pendidikan sejak tahun 2023. 



    ADVERTISEMENT


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    2023

    SD di Kota Medan

    Ibrahim Hamdi (8) alias Baim, siswa kelas 1 SD di Kota Medan meninggal setelah diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan lima kakak kelasnya.

    Yusraini, ibu korban menjelaskan bahwa anaknya menjadi korban perundungan pada 22 Juni 2023 lalu. Saat itu, Baim tiba tiba menangis saat baru pulang sekolah.





    Setelah peristiwa tersebut, Baim mengalami demam dan kerap kali menangis ketakutan. Kondisi kesehatan Baim terus menurun.

    Lalu, Baim dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk mendapatkan perawatan. Namun nyawa Baim tak terselamatkan. Ia meninggal dunia di rumah sakit.

    SDN di Tambun Selatan

    Seorang siswa berinisial F, dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Tambun Selatan, Bekasi, yang diduga menjadi korban perundungan meninggal dunia, Kamis 7 Desember 2023.

    Diduga F menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya di sekolah di Tambun Selatan.

    Peristiwa tersebut diawali saat ditekel oleh salah satu temannya saat jam istirahat pada Februari 2023.

    F diajak oleh teman-temannya sekitar lima orang untuk membeli jajan di dekat kantin sekolah. Saat sedang berjalan, salah satu teman menyeleding kaki F hingga jatuh tengkurap yang menyebabkan lutut dan tangan F terluka.

    Akibatnya, kaki F mengalami cedera dan infeksi. Kondisi kaki F kemudian semakin memburuk dan dokter mendiagnosis kaki F mengalami kanker tulang dan harus dilakukan amputasi pada kaki kirinya.

    2024

    SDN Jayamukti Subang

    ARO (9), siswa kelas 3 SDN Jayamukti di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang meninggal dunia diduga dirundung kakak kelasnya. Ia sempat koma di rumah sakit sebelum meninggal dunia.

    Kasus tersebut terungkap setelah keluarga melihat kondisi korban yang mengeluhkan sakit pada bagian perut dan kepala. Korban sempat beberapa kali muntah-muntah dan kesulitan membuka kelopak mata dan berjalan sehingga korban dibawa ke RSUD Ciereng.

    Kondisi korban semakin memburuk bahkan koma selama di rumah sakit. Setelah 6 hari dirawat, korban meninggal dunia pada Senin 25 November 2024. Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, korban mengalami mati batang otak hingga tidak bisa diselamatkan.

    Pihak kepolisian lalu membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara di Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematian korban. Dengan ini, polisi memeriksa sejumlah saksi termasuk tiga kakak kelas korban kelas 4 dan 5 dengan inisial M, D, dan O yang menjadi terduga pelaku perundungan.

    SD di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur

    ARS (12), kelas 6 SD di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur meninggal dunia setelah setelah di dorong teman sekolahnya. Ia didiagnosis mengalami robek di dalam perut tepatnya bagian pankreas.

    Chresa Sulistiana (35) ibu korban, mengatakan peristiwa tersebut bermula saat anaknya mendapatkan perilaku perundungan pada 19 Februari 2024 lalu.

    Pada saat itu, korban mencoba menghindar saat diajak bercanda dengan terduga pelaku. Dia berlari, namun kemudian didorong oleh pelaku. Badan korban lantas jatuh membentur sudut tangga keramik menuju sekolah.

    Keadaan korban semakin parah sehingga ARS dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya, 23 Februari 2024. Dokter juga mendiagnosa pankreas korban mengalami robek dan tak bisa berfungsi dengan baik.

    Setelah 17 hari dirawat di RSUD dr Soetomo, ARS mengembuskan nafas terakhirnya pukul 19.22 WIB, Senin 11 Maret 2024.

    PPDS Universitas Diponegoro

    Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal di kamar kosnya pada 12 Agustus 2024. Aulia diduga mengakhiri hidupnya akibat mengalami perundungan dan pemerasan dari seniornya.

    Menurut perkembangan terbaru pada Jumat 3 November 2024, tiga terdakwa kasus pemerasan terhadap mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) dr Aulia Risma dijatuhi vonis lebih ringan dari tuntutan.

    Terdakwa pertama yaitu Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro Semarang Zara Yupita Azra dijatuhi hukuman 9 bulan penjara, lebih ringan dari tuntutan penuntut umum selama 1,5 tahun penjara.

    Selanjutnya, terdakwa kedua Ketua Program Studi Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Taufik Eko Nugroho dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, lebih ringan dibanding tuntutan penuntut umum selama 3 tahun penjara.

    Adapun, Sri Maryani, staf administrasi Prodi Anestesiolog Fakultas Kedokteran Undip Semarang yang bertugas menerima setoran uang biaya operasional pendidikan dari bendahara residen PPDS berbagai angkatan itu dijatuhi hukuman 9 bulan penjara, lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), yakni penjara 1,5 tahun.

    Di tahun 2025, kasus perundungan di sekolah masih menghantui dan memakan korban. Terbaru siswa SPMN 19 Tangerang Selatan meninggal dunia usai diduga mendapat penganiayaan dari teman sekolahnya.

    SMPN 19 Tangsel

    MH (13), siswa kelas tujuh SMPN 19 Ciater Serpong, warga kampung Maruga RT 11/09, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten menjadi korban perundungan oleh teman sekelasnya.

    Peristiwa tersebut terjadi di SMPN 19 pada 20 Oktober 2025 saat hendak jam istirahat. Korban dipukul di bagian kepala menggunakan bangku besi.

    Pada Selasa (21/11), korban mulai mengeluh rasa sakit yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Ketika ditelusuri lebih lanjut oleh pihak keluarga, korban mengaku sudah sering menerima perlakuan bullying mulai dari dipukul hingga ditendang.

    Rizki, kaka korban, mengatakan sang adik sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Tangsel. Namun karena kondisinya semakin parah, korban telah dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

    Kini, korban telah dinyatakan telah meninggal dunia setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Pihak kepolisian sudah memeriksa enam saksi dalam kasus tersebut.

    “Sudah ada enam orang saksi yang telah kami periksa. Keenamnya termasuk dari pihak sekolah atau guru,” ujar Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang, Minggu, (16/11).

    Universitas Udayana

    Timothy Anugrah Saputra (23), mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana diduga kuat meninggal bunuh diri dengan cara melompat dari lantai empat di Gedung FISIP Kampus Sudirman, Unud, di Denpasar, pada Rabu, (15/10) lalu.

    Timothy dinyatakan meninggal setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pada saat itu, kondisi Timothy tersebar di grup Whatsapp sebagian mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa dan BEM. Obrolan nirempati itu tersebar dan viral di media sosial serta memicu amarah dan kecaman di dunia maya.

    Akibatnya, enam mahasiswa Universitas Udayana pelaku perundungan diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pengurus di organisasi.

    Hingga kini, teka-teki kematian Timothy Anugerah Saputra masih menjadi misteri. Belum dapat dipastikan apakah korban mengalami perundungan sebelum kematiannya. Namun kasus ini menjadi pengingat bahwa praktik perundungan di dunia pendidikan harus segera dihentikan.

    SMPN 1 Geyer

    Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, meninggal dunia diduga karena mengalami perundungan oleh teman sekelasnya pada Sabtu, 11 Oktober 2025.

    Keterangan dari pihak sekolah, peristiwa tersebut terjadi pada pukul 11.20, saat jam istirahat kedua.

    Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sastreskrim Polres Grobogan menetapkan dua siswa SMPN 1 Geyer sebagai tersangka, yakni dua anak berinisal L (12) dan A (12). Namun, keduanya tidak ditahan sebab masih berusia dibawah 14 tahun, merujuk pada UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.

    Akan tetapi, proses hukum akan tetap berlangsung dengan didampingi Bapas (Balai Pemasyarakatan) Anak selama proses hukum.

    [Gambas:Infografis CNN]







    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Usai Viral, Pria Ngaku Anak Propam hingga Bawa Barbuk Mobil Minta Maaf

    November 24, 2025

    Tahun 2026, Sekolah Bisa Ajukan Perbaikan Secara Online ke Pemerintah

    November 24, 2025

    Kiai Sepuh Bakal Kumpul di Lirboyo Bahas Kisruh PBNU

    November 24, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Jorge Mendes Mulai Bergerak, Inter Milan Ditawari Karim Adeyemi

    Berita Olahraga November 24, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita Liga Italia: Inter Milan dikaitkan dengan penyerang Borussia Dortmund, Karim Adeyemi, setelah agen…

    Ketidakpastian Global dan Stabilitas Domestik

    November 24, 2025

    Lando Norris Didiskualifikasi, Kans Max Verstappen Juara Dunia F1 2025 Kembali Terbuka! : Okezone Sports

    November 24, 2025

    Alasan Nadiem Tak Lagi Pakai Hotman Paris Bela Kasus Korupsi Laptop

    November 24, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Jorge Mendes Mulai Bergerak, Inter Milan Ditawari Karim Adeyemi

    November 24, 2025

    Ketidakpastian Global dan Stabilitas Domestik

    November 24, 2025

    Lando Norris Didiskualifikasi, Kans Max Verstappen Juara Dunia F1 2025 Kembali Terbuka! : Okezone Sports

    November 24, 2025

    Alasan Nadiem Tak Lagi Pakai Hotman Paris Bela Kasus Korupsi Laptop

    November 24, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.