Kondisi air tanah yang payau membuat warga bergantung pada air olahan sederhana dari RW atau pedagang keliling yang menjual air Rp2.000-Rp3.000 per jeriken. Beban biaya ini sangat berat bagi warga.
Merespons kondisi tersebut, Perumda PAM Jaya berkoordinasi dengan Kelurahan Pluit dan pengurus RW 22 akan membangun jaringan air minum perpipaan yang akan langsung mengalir ke rumah-rumah warga. Hingga saat ini, 200 warga sudah mendaftar sambungan baru dari total potensi sekitar 1.700 rumah.
“Warga Muara Angke berhak mendapatkan akses air minum perpipaan yang layak, stabil, dan terjangkau. Kami targetkan air dapat mengalir pada Triwulan II tahun 2026,” kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin melalui keterangannya di Jakarta, dikutip Selasa 18 November 2025.
Ia mengungkapkan, pembangunan jaringan perpipaan di Muara Angke akan berjalan dengan dukungan masyarakat dan pemerintah setempat.
Hal ini, lanjutnya, bukan sekadar respons terhadap keluhan yang viral di media sosial, tapi komitmen jangka panjang PAM Jaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga melalui akses air bersih yang adil dan berkelanjutan.
“PAM Jaya berkomitmen untuk memastikan air bersih tidak lagi menjadi mimpi, tetapi menjadi kenyataan di setiap rumah warga,” pungkas Arief.

