KONSUMSI daging domba di Indonesia ternyata masih sangat rendah. Hal itu disampaikan oleh Trade Development Manager MLA, Siti Nur Aini, menurutnya masyarakat Indonesia lebih suka daging sapi atau daging kambing.

    “Sebenarnya meningkat 30 persen dari tahun 2023, tapi tetap angkanya kecil dibanding daging sapi,” ujar Aini saat ditemui di Jakarta.

    Untuk itu, Met & Livestock Australia (MLA) melalui Lambassador of Australia Lamb terus mengenalkan daging domba kepada masyarakat Indonesia. Namun tentu hal itu tidak mudah. Sebab ada beberapa kesulitan yang dihadapi, terutama mengenai persepsi masyarakat tentang kesehatan bila konsumsi daging domba.

    “Ada yang bilang makan daging domba kolesterol padahal itu persepsi yang salah. Kita tidak bisa makan sesuatu terlalu banyak. Dari MLA kita edukasi makan daging domba 150-200 gram dalam sekali makan tiga kali seminggu,” jelasnya.

    Melalui event ini, pihaknya juga ingin mengenalkan daging domba mudah diolah dengan berbagai hidangan, termasuk aneka cita rasa Asia yang beragam, mulai dari pedasnya cabai Thailand, rempah-rempah aromatik Indonesia, atau kelembutan masakan Jepang.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    “Daging domba terkenal dengan teksturnya yang empuk dan rasanya yang lembut,” jelasnya.

    Di sisi lain, Corporate Chef Artisan Kuliner Group sekaligus Lambassador 2023 menjelaskan kandungan vitamin di dalam domba yang bagus untuk kesehatan.

    “Lamb itu protein, vitamin, dan zat besinya paling bagus. Ada orang bilang makan lamb bikin darah tinggi, salah! Kalau makan kambing iyah, kalau lamb umur under 6 bulan bagus, lebih baik makan lamb daripada kambing,” pungkasnya.



    Source link

    Share.