Asal Usul Kalender Jawa, Digunakan saat Sultan Agung Berkuasa di Mataram (Foto Ilustrasi: Freepik)
KALENDER Jawa konon mulai dikembangkan di era Sultan Agung saat berkuasa di Kerajaan Mataram Islam. Memang di masa Sultan Agung, Mataram berkembang menjadi kerajaan besar di Pulau Jawa. Ketika itu, wilayah kekuasaan Mataram mulai meluas hingga sisi timur Pulau Jawa.
Sultan Agung sendiri merupakan pengganti Pangeran Hanyakrawati. Ia merupakan raja ketiga dari Kesultanan Mataram, dengan nama lengkap Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrokusumo. Sosok Sultan Agung mengantarkan Kerajaan Mataram menjadi kerajaan yang besar di Pulau Jawa.
Sultan Agung memerintah sebagai raja ketiga setelah Panembahan Senopati dan Pangeran Hanyakrowati. Bernama lengkap memerintah sebagai raja ketiga di Mataram. Di masa pemerintahan Sultan Agung itulah Kalender Jawa Islam konon mulai digunakan.
Kalender Jawa diciptakan dengan memadukan antara kalender Hijriyah Islam, yang dipakai masyarakat pesisir utara dengan kalender saka yang dipakai masyarakat pedalaman. Hasilnya terciptalah Kalender Jawa Islam, yang mempersatukan rakyat Mataram. Kalender Jawa itu diawali dengan bulan Suro.
Saat itu wilayah Mataram ada yang berada di pesisir dan pedalaman, yang masih kental dengan budaya Hindu-Buddhanya. Di tangan Sultan Agung, Kerajaan Mataram menjadi Kerajaan yang begitu menentang kolonialisme.
Dikisahkan pada buku “Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” tulisan Peri Mardiyono, karena tekadnya melawan kolonialisme, Sultan Agung pernah menyerang VOC di Batavia. Raja muda yang naik tahta pada usia 20 tahun ini terkenal cukup berani dalam memerangi kolonialisme.
Bahkan saat VOC yang bermarkas di Ambon pada tahun 1614, VOC mengajak Sultan Agung bekerja sama dengan mengirimkan delegasinya ke Mataram. Tetapi permintaan negosiasi ini ditolak mentah-mentah oleh Sultan Agung.