Aturan Membawa Anak Naik Gunung, Bolehkah Sejak Bayi? (Foto: Freepik)

JAKARTA – Membawa anak ke alam terbuka, termasuk mendaki gunung, kini semakin diminati banyak orangtua. Namun, tak sedikit yang masih diliputi rasa khawatir, apakah aman membawa bayi atau balita naik gunung, apalagi ke ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut?

Dahulu, para ahli merekomendasikan agar anak-anak tidak dibawa ke ketinggian lebih dari 800-1000 meter. Kini, pandangan itu mulai bergeser, meski tetap ada batasan ketat yang perlu diperhatikan orang tua.

Berikut batasan usia dan ketinggian, seperti dikutip dari evidencenetwork, Jumat (3/10/2025). 

Bayi usia 0-12 bulan: boleh diajak ke gunung asalkan sehat dan sudah berusia minimal satu bulan. Namun, jangan melewati ketinggian 1500–2000 meter. Bayi prematur atau memiliki penyakit tertentu wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum dibawa ke gunung.

Anak usia 1-2 tahun: bisa diajak ke ketinggian lebih tinggi, tapi tetap bertahap. Acclimatization atau masa penyesuaian sangat penting. 

Usia 2-5 tahun: anak sudah mampu mencapai ketinggian hingga 2.500 meter, tetapi orang tua harus tetap waspada karena anak mungkin belum bisa menjelaskan rasa tidak nyaman.

Di atas 5 tahun: anak lebih siap menghadapi ketinggian lebih dari 2.500 meter, selama kondisi fisiknya sehat dan perjalanannya dilakukan secara bertahap.

Risiko yang Harus Diwaspadai

Perubahan ketinggian cepat bisa memicu gangguan pada telinga tengah (barotrauma), gangguan tidur, mudah rewel, mual, muntah, hingga mountain sickness atau penyakit gunung akut. Gejala biasanya muncul 4-12 jam setelah tiba di ketinggian lebih dari 2.500 meter.

Selain itu, anak kecil lebih rentan mengalami hipotermia karena suhu dingin di pegunungan, serta sunburn karena paparan sinar UV lebih tinggi di dataran tinggi.

 



Source link

Share.