Banyak Siswa SMP Belum Bisa Berhitung, Mendikdasmen: Sedang Kami Perbaiki (Foto: Okezone)
JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti buka suara terkait banyaknya siswa SMP yang belum menghitung penjumlahan dasar. Ia mengaku Kemendikdasmen kini tengah berusaha memperbaiki pendidikan numerasi dan literasi bagi anak sekolah.
Hal ini menjawab sejumlah pertanyaan dari Anggota DPR RI dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X dan Mendikdasmen.
“Terkait dengan beberapa hal yang bersifat kebijakan strategis, menyangkut koding kurikulum dan sebagainya. Ini memang masalah sedang kami perbaiki, untuk meningkatkan literasi dan numerasi,” ungkap Abdul Mu’ti dalam rapat itu, dikutip Rabu (27/8/2025).
Dirinya menjelaskan bahwa Kemendikdasmen tengah melakukan Gerakan Literasi dan Numerasi Nasional untuk menjawab temuan-temuan terkait masalah akademik. Ia pun berharap program ini nantinya dapat mengatasi masalah kurikulum yang ada termasuk banyaknya siswa SMP yang belum bisa penjumlahan.
“Kita ada gerakan literasi nasional dan untuk numerasi itu sudah kami lakukan gerakan numerasi nasional sehingga permasalahan yang bapak bapak sampaikan mudah-mudahan dapat kami atasi,” lanjut dia.
Mu’ti juga menjelaskan Kemendikdasmen akan memulai tes Kemampuan Akademik terhadap siswa di tingkat SD dan SMP. Tes Kemampuan Akademik ini akan dimulai pada Maret 2026 mendatang.
“Karena nanti mulai tahun depan, maret 2026 itu SD dan SMP ada tes kemampuan akademik yang tes kemampuan akademik itu di antaranya adalah mengukur kemampuan akademik terutama yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis dan mata pelajaran tertentu,” tutur dia.
Pada tahun ini juga Kemendikdasmen juga melakukan asesmen terhadap murid-murid sejak di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa mampu siswa membaca, menulis dan mempunyai bakat minat apa.
“Bahkan beberapa sudah melakukan tes untuk mendeteksi bakat minat anak anak kita dengan tes psikologi dan lainnya dan tes ini tidak berbayar, tidak menentukan kelulusan,” tutur dia.
“Hanya untuk mengetahui sebenarnya kemampuan mereka ketika memulai pelajaran sudah pada tingkat apa sehingga yang dikhawatirkan bapak ibu sekalian mudah-mudahan tidak terulang lagi dengan tes itu,” ungkap dia.