Jakarta –
Basarnas menanggapi sorotan proses evakuasi pendaki asal Brasil Juliana Marins yang terjatuh di Gunung Rinjani. Basarnas menegaskan proses evakuasi sudah dilakukan secara maksimal.
“Yang pasti Basarnas sebagai wakil dari pemerintah sudah berupaya dari hari pertama,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Umum Basarnas Hendra Sudirman saat dihubungi, Kamis (26/6/2025).
Dia mengatakan tim SAR mendapatkan laporan korban terjatuh pada Sabtu (21/6) pukul 09.30. Setelahnya, petugas langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra mengatakan perjalanan dari pos menuju titik korban terjatuh memakan waktu berjam-jam. Selain itu, lokasi jurang tempat korban terjatuh pun menjadi kendala proses evakuasi.
“Kalau dilihat dari atas drone semua rata, tapi begitu kita ke lokasi baru kita bisa tahu kontur aslinya seperti apa. Mekanisme yang sudah dilaksanakan tentu sudah semua,” jelasnya.
Sistem Pendakian Rinjani Dievaluasi
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengevaluasi sistem pendakian di Gunung Rinjani guna mencegah insiden kecelakaan pendaki kembali terjadi. Pemprov NTB juga menepis lamban saat mengevakuasi pendaki asal Brasil Juliana Marins.
“Tentunya kami juga sudah sampaikan kepada keluarga korban, kami akan coba memperbaiki dari sisi regulasi terkait proses pendakian dari turis luar maupun domestik yang ada, agar Rinjani tentunya menjadi destinasi dunia,” kata Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti dalam konferensi pers bersama jajaran pemangku kebijakan tingkat daerah usai melihat kondisi jenazah Juliana di RS Bhayangkara Mataram, dilansir Antara, Kamis (26/6).
Perihal evakuasi Juliana yang terjebak di jurang sedalam 600 meter dari titik jatuh di jalur Gunung Rinjani yang disebut terkesan lamban, Indah mengatakan bahwa hal tersebut bukan karena faktor kesiapan dan kesigapan personel di lapangan, melainkan pengaruh cuaca buruk.
“Mohon dibantu agar bisa diluruskan pemberitaan yang mungkin salah, karena kita ketahui bersama yang kita dapatkan, tim langsung bergerak menuju ke lokasi, tetapi karena faktor cuaca dan geografis medan yang ada di Gunung Rinjani, yang berubah-ubah pada setiap waktu agak mempersulit evakuasi yang ada,” ujarnya.
Sejak kali pertama mendapatkan informasi, kata dia, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal sudah meminta dukungan helikopter milik PT Amman Mineral melakukan evakuasi.
“Tetapi, itu tadi, kendala cuaca, kemudian Brimob, komandan Brimob langsung memimpin evakuasi bersama Basarnas. Itu adalah perjuangan semua pihak, keluarganya sangat memahami setelah melihat cuaca di Sembalun,” kata dia.
Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju lost know position (LKP).
Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.
Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.
(wnv/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini