Bayi Tak Mau ASI, Jangan Buru-Buru Beli Susu Formula (Foto: Freepik)

    JAKARTA – Setiap pekan pertama bulan Agustus, dunia memperingati World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Sedunia. Tahun ini, Pekan Menyusui Sedunia 2025 mengangkat pentingnya dukungan menyeluruh bagi ibu menyusui, mulai dari lingkungan keluarga hingga sistem kesehatan. Peringatan ini menjadi momen refleksi atas berbagai tantangan yang masih dihadapi para ibu, termasuk salah satu isu yang paling sering muncul yakni bayi yang menolak menyusu langsung dan lebih memilih susu formula.

    Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi ibu-ibu di seluruh dunia. Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, S.Sos., MKM., IBCLC, mengungkapkan bahwa penolakan bayi terhadap ASI kerap disebabkan oleh penggunaan dot atau pemberian susu formula sejak dini.

    Bayi Menyusui

    “Biasanya bayi yang menolak menyusu yaitu bayi-bayi yang sudah mengenal dot terlebih dahulu, karena kalau dikenalkan di awal, sang bayi pasti lebih memilih dot karena mereka tidak perlu usaha keras untuk menyedot susunya,“ jelas Nia.

    Ia menegaskan bahwa menyusu langsung dari payudara memang membutuhkan usaha lebih dari bayi, baik dari segi hisapan maupun koordinasi motorik mulut. Sementara dot atau botol susu menyuplai cairan dengan lebih cepat tanpa banyak usaha. Inilah yang menyebabkan bayi bisa mengalami kebingungan puting (nipple confusion), sebuah kondisi yang membuat bayi bingung membedakan cara menyusu dari payudara dan dari botol.

    Menurut Nia, kondisi ini banyak terjadi pada ibu yang mengalami keterlambatan produksi ASI di awal kelahiran, yang kemudian disarankan oleh beberapa tenaga medis untuk memberikan susu formula sebagai pendamping. Meski tujuannya baik, langkah ini bisa berdampak jangka panjang jika tidak diimbangi dengan edukasi dan pendampingan menyusui.

    “Lebih baik dicari tahu dulu, mencari pendampingan di konselor dulu, dilihat dulu, apakah kesalahan dari cara menyusuinya atau apa. Jadi tidak langsung diberikan susu formula, dan itu harus sesuai dengan saran dokter karena semua ada tekniknya. Dan semuanya bisa didampingi oleh konselor laktasi,“ tuturnya.

     



    Source link

    Share.