Belajar dari Kasus Ricky Perdana, Begini Penanganan Pertama saat Anak Jatuh (Foto: Freepik)

    JAKARTA – Anak Ricky Perdana yakni Xavier Shaquille Perdana, jatuh dari lantai 2 rumahnya setinggi 3,5 meter. Ricky menilai kejadian ini merupakan kesalahannya sebagai ayah yang lalai dalam menjaga anak.

    Jatuh merupakan bagian alami dari proses tumbuh kembang anak, sebuah tahap yang nyaris tak terhindarkan seiring mereka belajar merangkak, berjalan, hingga berlari bebas. Balita yang berhasil lolos melewati pagar pengaman lalu tergelincir di tangga, anak kecil yang terjatuh dari tempat tidur karena tidur gelisah, atau si kecil yang terlalu asyik bermain di taman bermain.

    Sebagian besar kejadian jatuh hanya menimbulkan memar, benjol, atau lecet ringan yang akan sembuh dengan sendirinya. Namun, di balik insiden yang terlihat sepele, risiko cedera serius tetap mengintai dan bisa terjadi kapan saja, terutama ketika benturan mengenai kepala, leher, punggung, atau persendian penting.

    Jatuh termasuk salah satu penyebab utama kunjungan ke unit gawat darurat (UGD) anak, khususnya pada bayi dan balita yang belum mampu melindungi tubuhnya saat kehilangan keseimbangan. Struktur tubuh mereka yang masih dalam tahap perkembangan membuat dampak benturan lebih besar dibandingkan orang dewasa. Cedera yang terjadi pun bervariasi, mulai dari luka terbuka, patah tulang, gegar otak, hingga trauma pada tulang belakang.

    Karena itu, orang tua perlu memahami tanda-tanda cedera serius setelah anak terjatuh agar dapat mengambil tindakan cepat dan tepat. Gejala seperti muntah berulang, pingsan, kesulitan bernapas, nyeri hebat, pembengkakan yang tidak wajar, atau perubahan perilaku seperti rewel berlebihan, adalah sinyal bahaya yang tidak boleh diabaikan. Pemeriksaan medis segera di fasilitas kesehatan, terutama yang memiliki layanan trauma pediatrik, menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

    Langkah Awal Saat Anak Terjatuh

    Tetap tenang adalah kunci utama. Tenangkan anak dan periksa dengan saksama apakah ada luka atau perdarahan. Jika terlihat darah, tekan area luka dengan kain bersih selama 5-10 menit. Amati apakah anak mengalami kesulitan bernapas, nyeri hebat, atau pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Kompres dingin selama 15-20 menit dapat membantu mengurangi nyeri dan bengkak.

    Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai

    Cedera kepala adalah kondisi paling sering dikhawatirkan. Gejala gegar otak (concussion) pada anak bisa berupa kebingungan, muntah, gerakan yang tampak lebih canggung, mengantuk berlebihan, sulit dibangunkan, atau perubahan perilaku seperti rewel dan menangis terus-menerus. Pada bayi, tanda bahaya tambahan termasuk tidak merespons suara atau sentuhan, serta kesulitan menyusu.

    Segera bawa anak ke UGD, khususnya yang memiliki fasilitas trauma pediatrik, bila terdapat gejala seperti: pingsan singkat atau lama, memori hilang setelah kejadian, luka di kepala atau wajah yang dalam atau berdarah deras, muntah berulang, atau perubahan kesadaran. Luka yang lebih dari 1,5 cm, berdarah terus meski ditekan, atau berada di area sensitif seperti dekat mata, juga perlu penanganan dokter.

     



    Source link

    Share.