BULLYING atau perundungan yang terjadi di sekolah kembali ramai diperbincangkan masyarakat. Pasalnya kasus tersebut kembali terulang di sekolah elit, SMA Binus Serpong.

    Kejadian ini viral dan ramai diperbincangkan di media sosial karena melibatkan anak artis, anak presenter stasiun televisi dan juga anak pejabat. Aksi bullying ini tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa lho, tapi juga anak-anak yang berasal dari keluarga kaya raya.

    Anak-anak dari keluarga kaya lebih cenderung diintimidasi di sekolah karena latar belakang mereka, menurut penelitian baru yang diterbitkan hari ini.

    Dilansir dari Independent, sebuah penelitian terhadap 1.843 siswa di Inggris mengungkapkan bahwa hampir 8 persen mengalami penindasan karena kelas sosial mereka, sebagian besar karena orang tua mereka kaya atau mereka memiliki kehidupan yang mewah.

    Angka-angka tersebut terdapat dalam laporan tentang intimidasi oleh Ditch The Label, sebuah organisasi anti-intimidasi yang didirikan oleh korban intimidasi sendiri. Sang peneliti, Liam Hackett mengungkapkan bahwa tujuh dari sepuluh anak muda mengaku telah menjadi korban intimidasi pada saat itu. mereka mencapai usia 18 tahun.

    Laporan tersebut menunjukkan mayoritas 60 persen mengatakan mereka ditindas karena penampilan mereka yang terlalu gemuk atau terlalu kurus. Alasan lain yang sering disebutkan adalah sebanyak 36 persen karena minat atau hobi.

    Selain itu, hanya lebih dari satu dari lima atau sekitar 21 persen telah menjadi korban perundungan siber (cyber-bullying), sebuah tren yang diyakini oleh penyelenggara survei akan terus meningkat.

    Siswa berusia 20 tahun, Jon Cross yang sekarang belajar antropologi di Sussex University, mengatakan bahwa dia diintimidasi setelah berpindah dari sekolah swasta ke sekolah negeri pada usia 12 tahun setelah orang tuanya bercerai, sehingga memberikan tekanan finansial pada keluarga.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    “Saya mengalami banyak perundungan verbal dan menjadi sasaran karena suara saya dan cara saya mengucapkan kata-kata,” katanya.

    “Saya berbicara dengan mewah dan merasa menonjol. Aku dipanggil anak mewah untuk sementara waktu dan sekelompok orang di kelasku akan mencoba membuatku melakukan hal-hal yang akan membuatku mendapat masalah,” sambungnya.

    Sementara itu, seorang pria bernama Hackett mengatakan dia diejek karena seksualitasnya. Rumor tentang kehidupan pribadinya diposting di situs web di mana sesama murid saling bertukar ejekan dan hinaan tentang dirinya.

    “Pada titik ini, saya berusia 15 tahun dan masih belum yakin dengan seksualitas saya, namun saya tidak tahan lagi dan putus asa, menceritakan segalanya kepada ibu saya,” katanya. “Saya pada dasarnya dipaksa untuk mengungkapkan diri sebelum saya tahu pasti apakah saya benar-benar gay. Itu benar-benar memalukan,” paparnya.

    Ditch The Label berencana untuk mendistribusikan salinan penelitiannya ke setiap sekolah dan perguruan tinggi untuk mendesak mereka agar waspada terhadap penindasan.



    Source link

    Share.