JAKARTA – Gunung Merapi dengan segudang misteri yang tak pernah lekang termakan zaman. Hingga kini, salah satu gunung api teraktif di Indonesia itu terus bergeliat.

    Gunung tersebut berada di tengah Pulau Jawa. Menurut legenda yang diyakini segelintir masyarakat, gunung tersebut sengaja dibuat untuk jadi penyeimbang Pulau Jawa.




    Secara administratif, lereng sisi selatan berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.

    Konon, Pulau Jawa merupakan salah satu dari lima pulau besar di Nusantara. Pada saat itu, Pulau Jawa tidak memiliki kontur yang rata, dan Dewa berkeinginan untuk menyelaraskan kondisinya.

    Dewa kemudian turun ke bumi untuk mendirikan gunung besar di tengah Pulau Jawa sebagai penyeimbang. Gunung Jamurdipa yang berada di Laut Selatan dipilih untuk dipindahkan ke dataran tengah Pulau Jawa.

    Sayangnya, di daerah tersebut, terdapat dua empu ahli pembuat keris, yaitu Empu Rama dan Empu Pamadi, keduanya memiliki kesaktian tingkat tinggi. Mereka bertemu ketika Dewa mengungkapkan maksudnya dan meminta mereka pindah ke tempat lain agar tidak tertindih oleh gunung yang akan dipindahkan. 

    Meskipun keduanya setuju untuk memindahkan gunung setelah menyelesaikan pembuatan keris. Namun, Dewa merasa tidak sabar, sehingga, gunung langsung dipindahkan sebelum keris selesai.

    Akibatnya, tungku perapian keris yang masih menyala dianggap sebagai legenda dan menjadi kaldera yang terus memancarkan api. Dipercayai bahwa jika keris dalam tungku itu bergoyang, itu menjadi pertanda erupsi akan segera terjadi.

    Tungku tersebut terus memancarkan api, dan gunung yang kini memiliki ketinggian puncak 2.968 meter di atas permukaan laut itu dikenal sebagai Gunung Merapi.

    Gunung Merapi Menurut Sejarah Geologi

    Dirangkum dari berbagai sumber termasuk wikipedia, Gunung Merapi memiliki ketinggian puncak 2.930 mdpl. Saat ini, kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak 2004.

    Gunung Merapi juga disebut sebagai gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. Gunung Merapi terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa.

    Merapi sendiri berasal berasal dari penyingkatan “meru” (gunung) dan “api”. Sehingga Merapi bila diartikan merupakan Gunung Api. Dulu, gunung tersebut juga dikenal sebagai Mandrageni.

    Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak 1989. Pascale-Claire Berthommier membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Tahap-tahap tersebut yakni, Pra-Merapi, Merapi Tua atau Merapi Purba, Merapi Pertengahan, dan Merapi Baru. Untuk tahap aktivitas Pra-Merapi diperkirakan berlangsung 700.000 sampai 400.000 tahun yang lalu.

    Periode tersebut menyisakan jejak Gunung Bibi (2.025 meter) yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Gunung Bibi memiliki lava yang bersifat basaltik andesit.

    Tahap Merapi Tua terjadi ketika badan dasar Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut. Masa ini kira-kira berlangsung 60.000 – 8000 tahun lalu.

    Sisa-sisa aktivitas tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Tahap aktivitas selanjutnya, Merapi Pertengahan, berlangsung 8.000 – 2.000 tahun lalu.

    Tahap ini ditandai dengan terbentuknya kerucut-kerucut tinggi, yang sekarang disebut Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, terletak di lereng utara, yang tersusun dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, Breksiasi lava, dan awan panas.

    Aktivitas Merapi telah bersifat erupsi efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda dengan panjang 7 km, lebar 1–2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah Pasarbubrah (di lereng sisi utara) diperkirakan terbentuk pada masa ini.

    Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar (“baru”), mulai terbentuk sekitar 2.000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan pengamatan lapisan tefra.

    Periode Merapi Baru (2000 tahun lalu hingga sekarang) adalah yang masih berlangsung. Pada tahap ini terbentuk kerucut puncak Merapi modern (Gunung/Puncak Anyar) di bekas kawah Pasarbubrah; proses dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu.

    Tahap ini sangat aktif dan berkali-kali mempengaruhi perubahan peradaban penduduk yang tinggal di sekitarnya. Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pelepasan awan panas (nuée ardente) yang biasanya meluncur di lereng gunung tetapi dapat pula menyembur vertikal ke atas.

    Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Kubah ini runtuh pada letusan 2010, menimbulkan bukaan ke arah tenggara (lembah Kali Gendol dan Kali Woro).

    Pakar geologi pada 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang “secara signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi”. Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma.

    Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Begitulah awal mula pembentukan Gunung Merapi menurut sejarah geologi.



    Source link

    Share.