Benarkah Sering Bengong Tanda Gangguan Mental? (Foto: Freepik)
JAKARTA – Benarkah sering bengong tanda gangguan mental? Banyak orang mungkin pernah mengalami momen bengong: tatapan kosong, pikiran melayang entah ke mana, dan tubuh terasa diam membeku. Biasanya hal ini dianggap wajar, misalnya ketika lelah atau sedang melamun. Namun, benarkah sering bengong bisa menjadi tanda gangguan mental?
Bengong Itu Normal, Tapi…
Bengong sesekali sebenarnya adalah bagian alami dari aktivitas otak. Saat pikiran melayang, otak justru sedang memproses informasi, memulihkan energi, atau mencari solusi atas masalah. Beberapa penelitian bahkan menyebut melamun bisa meningkatkan kreativitas.
Namun, bengong yang terlalu sering, berulang, atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari bisa jadi pertanda kondisi kesehatan tertentu.
Bengong Bisa Berkaitan dengan Gangguan Mental
Psikolog menjelaskan bahwa kebiasaan bengong berlebihan dapat menjadi salah satu gejala yang muncul pada beberapa gangguan mental, seperti:
- Depresi: Penderita sering terlihat kehilangan fokus, pikiran kosong, dan sulit konsentrasi.
- Gangguan Kecemasan: Rasa cemas berlebih dapat membuat seseorang terjebak dalam pikiran sehingga tampak bengong.
- ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder): Salah satu tandanya adalah kesulitan fokus, mudah teralihkan, dan sering tampak melamun.
- Epilepsi absence: Kondisi medis ini membuat penderitanya terlihat seperti bengong beberapa detik tanpa sadar.
Kapan Harus Waspada?
Jika bengong hanya sesekali, biasanya tidak perlu khawatir. Namun, bila disertai tanda-tanda berikut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis atau psikolog:
- Terjadi sangat sering hingga mengganggu pekerjaan atau sekolah.
- Disertai kehilangan kesadaran sesaat.
- Pikiran kosong dibarengi perasaan sedih mendalam atau cemas berlebihan.
- Kesulitan kembali fokus setelah bengong.