Bukan Cacingan, Raya Meninggal Dunia Akibat Sepsis! (Foto: Instagram)

    JAKARTA – Raya, balita berusia tiga tahun asal Sukabumi viral karena ratusan cacing menggerogoti tubuhnya. Dokter menegaskan, kematian Raya tidak disebabkan oleh cacing. Raya meninggal dunia akibat sepsis.

    Raya meninggal dunia di RSUD Syamsudin Sukabumi setelah menjalani perawatan intensif selama sembilan hari sejak 13 Juli 2025. Pasien datang ke instalasi gawat darurat (IGD) dalam kondisi penurunan kesadaran dan didiagnosis sepsis atau infeksi berat yang diperburuk dengan malnutrisi, stunting dan meningitis TBC.

    Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, menegaskan kematian pasien tidak disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides), melainkan oleh kondisi medis berat yang sudah diderita sebelumnya.

    “Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun. Albendazole tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh. Hasil pemeriksaan foto abdomen tidak menunjukkan adanya obstruksi atau sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan peritonitis (radang selaput usus),” jelasnya.

    Hal senada disampaikan Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K), dokter spesialis anak, yang mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan, ditemukan adanya infeksi di susunan saraf pusat dan sepsis. Ditambahkan pula bahwa cacing dewasa tidak masuk ke otak, paru dan jantung karena ukurannya yang besar.

    “Larva cacing gelang memang memiliki siklus hidup melalui pembuluh darah dan saluran napas yang kadang menyebabkan gangguan nafas, namun tidak menyebabkan kematian,” jelasnya.

    dr. Sianne, Sp.A, selaku dokter yang menangani Raya, menjelaskan bahwa saat tiba di IGD, pasien sudah tidak sadar dan berdasarkan anamnesis, telah mengalami demam tinggi serta penurunan kesadaran sejak satu hari sebelumnya.

    “Pasien pertama kali datang ke rumah sakit sudah mengalami penurunan kesadaran, dan demam serta batuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat medis menunjukkan pasien telah menjalani pengobatan yang tidak jelas ke mana lebih dari sepuluh kali dalam tiga bulan terakhir oleh karena demam dan batuk,” ujar dr. Sianne dilansir dari laman Kemenkes, Rabu (27/08/2025).

     



    Source link

    Share.